Daerah

Kepengurusan JQH Pringsewu Terbentuk

Rabu, 15 Agustus 2012 | 10:08 WIB

Pringsewu, NU Online
Seiring perjalanan waktu dan analisa kebutuhan untuk membumikan Alquran di bumi Pringsewu, saat ini telah dibentuk sebuah organisasi bernama Jam’iyyatul Qurra’ wal-Huffazh (JQH) Kabupaten Pringsewu. <>

JQH dibentuk dan disahkan berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra’ wal-Huffazh Nomor : 165/SK/PP-JQH/VI/2012 tertanggal 18 Juni 2012 di Jakarta dan telah dilantik pada tanggal 23 Juni 2012 di Metro Lampung. JQH merupakan salah satu badan otonom (banom) Nahdlatul Ulama yang beranggotakan para hafidz/hafidzoh dan para pecinta Al-Quran.

Jam’iyah yang diketuai oleh Ustad Jumangin ini menggelar kegiatan perdananya berupa launching bertema “Gebyar Tahfidzul Quran se-Kab. Pringsewu dan Songsong Ramadhan dalam Rangka Sosialisasi Kepengurusan Jam’iyyatul Qurra’ wal-Huffazh Kabupaten Pringsewu”. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Ahad, tanggal 15 Juli 2012 bertepatan dengan 25 Sya’ban 1433 H bertempat di Masjid Jami Roudlotul Muslimin Ambarawa.

Kegiatan ini dibuka oleh KH Sobri Dinal Musthofa selaku anggota Dewan Pembina, seusai mengimami jamaah sholat subuh. Pada sambutannya ia menyampaikan pentingnya usaha memasyarakatkan Al-Quran yang terkelola dengan baik mengingat urgensi Al-Quran yang sangat tinggi kedudukannya bagi umat muslim. Selanjutnya kegiatan ini diisi dengan takhtimul quran yang dibaca oleh para khafid/khafidzoh se kabupaten Pringsewu yang hadir.

Nampak hadir pada takhtimul quran ini diantaranya KH Mahfudz Ali (Ketua PCNU Kab. Pringsewu), Ustadz Munawir (Katib Syuriah PCNU), para kiai dan ustadz dan jamaah masjid Roudlotul Muslimin, jamaah Muslimat NU, Santri Pesantren Miftahul Huda, dan masyarakat umum.

Khotmil Quran diakhiri dengan doa khotmil Quran dan doa bagi para arwahul muslimin yang dititipkan oleh para jamaah. Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan mau’idhotul hasanah yang disampaikan oleh KH Ridhwan Su’aib (Ketua Dewan Syuriah PC NU Pringsewu). Salah satu pesannya yang sangat mendasar adalah setiap orang Islam harus pandai dan peduli Alquran. Pesannya ini menegaskan kembali pentingnya memasyarakatkan Al-Quran ke seluruh penjuru bumi.

Oleh karennya Ustad Jumangin selaku ketua juga bertekad untuk mensolidkan pengurus dan segera menyusun program berkelanjutan. “Jamiyah ini bukan milik saya, saya hanya ditugaskan untuk memimpin, tapi jam’iyah ini milik umat yang mencintai Alquran, tidak harus hafidz/hafizoh tapi siapapun yang menginginkan untuk menjadi pencinta dan penghafal Quran” tegasnya. 


Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: Muhamad Faizin


Terkait