Daerah

Kader Ansor Harus Jaga Stabilitas Semangat

Sabtu, 21 Juli 2018 | 13:00 WIB

Kader Ansor Harus Jaga Stabilitas Semangat

Istigotsah Ansor Kota Banjar, Jabar

Kota Banjar, NU Online
Memberikan sebuah motivasi adalah wajib, karena untuk menjaga stabilitas semangat yang dimiliki. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Banjar Supriyanto, saat memberikan sambutan pada kegiatan Istighotsah yang berlangsung di Kantor PCNU Kota Banjar dan di hadiri oleh ratusan Kader Ansor Kota Banjar dan Kabupaten Ciamis, Kamis (19/7).

Acara tersebut juga mengundang Muhammad Khamim Setiawan atau yang kerap dipanggil Gus Khamim, pemuda dari Pekalongan yang melakukan Haji Backpaker tahun lalu untuk memberikan spirit semangat bagi Kader Ansor. 

Supriyanto berharap dengan hadirnya Gus Khamim dapat menularkan semangat untuk selalu melakukan hal baik. "Semoga berdampak baik bagi Kader Ansor," katanya.

Gus Hamim dalam tausiyahnya menerangkan bahwa Kader Ansor jangan sampai salah kaprah dalam berpolitik. Karena apabila tidak dipahami dulu dengan matang bagaimana itu berpolitik, maka segala hal akan dilakukan. Padahal sudah ada ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan. Salah satunya jangan sampai menggunakan agama untuk berpolitik praktis, hal tersebut tidak benar. 

"Agama untuk alat politik, maka haram. Tapi kalau politik untuk alat agama, maka boleh," katanya.

Sementara itu, selanjutnya dijelaskan bahwa ketika akan mengajak seseorang yang melakukan hal tidak pada ketentuannya, maka jangan langsung dilawan dengan omongan. Hal tersebut akan menimbulkan adu mulut yang panjang.

"Ketika akan melawan suatu hal jelek, jangan melawan dari luar namun masuk ke dalamnya. Contohnya ketika kaum yang suka membid'ahkan sedang melakukan halaqah, maka tidak perlu membubarkan. Namun, cukup dengan membuat acara halaqah yang sama disebelahnya. Dengan seperti itu acara yang diadakan oleh kaum tersebut dengan sendirinya akan bubar," paparnya.

Gus Khamim menegaskan bahwa dalam belajar memahami suatu Hadits jangan hanya dari satu sisi saja. Namun didalami dari berbagai sudut. Sehingga segala makna yang terkandung di dalamnya akan diketahuinya. 

"Apabila mengartikan suatu hadits jangan hanya dipahami dengan membaca terjemahannya saja," tegasnya. (Wahyu Akanam/Muiz)


Terkait