Banyuwangi, NU Online
NU didirikan oleh para ulama bukan dengan cara yang instan. Organisasi hijau ini berdiri dengan penuh tirakat dan isyarah oleh para sesepuh. Sampai dirasakan sejauh ini, bagaimana kejayaan dan getolnya peranan NU menjaga keutuhan NKRI lengkap dengan pilar-pilarnya.
Hal tersebut disampaikan Rais PCNU Banyuwangi Kiai Hisyam Syafaat saat menyampaikan khutbah iftitah pada pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) NU 2018 di SMK Ibnu Sina, Desa Jalen, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi. Sabtu (21/04) pagi.
"Jika Anda tahu dan memaknai isyarah Kiai As'ad Syamsul Arifin mengantarkan tasbih dan tongkat dari Kiai Kholil Bangkalan ke Kiai Hasyim Asy'ari, tentu memberikan spirit perjuangan menjadikan NU lebih baik. Karena dapat dipahami tasbih itu, isyarah pengajaran untuk menjadi pengurus yang cerdas (memiliki wawasan yang luas) dan istiqomah," ujar Kiai Hisyam.
Pengasuh Pondok Pesantren Darus salam, Blokagung ini menambahkan, tongkat merupakan isyarah yang memberikan makna, sebagai seorang pengurus juga harus memiliki kekokohan dalam berideologi dalam melakukan perjuangan. Mulai dalam mengamalkan ajaran islam ahlus sunnah wal jamaah sampai dengan menjaga kebhinekaan NKRI.
"Bisa kita pastikan kebenarannya. Jika NU ini bubar, maka NKRI ini bisa hancur berkeping-keping. Karena nilai-nilai keagamaan dan kenegaraan tidak dapat dipisahkan, sesuai dengan amanah keorganisasian yang diamalkan NU," tegas Kiai Hisyam. (M Sholeh Kurniawan/Muiz)