Daerah

Jadi Rebutan Pilkada, NU Harus Bijak Sikapi Perbedaan Politik

Senin, 7 Mei 2018 | 15:00 WIB

Purworejo, NU Online
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah serentak pada bulan Juni kian sengit. Pertarungan antara Ganjar Pranowo-Taj Yasin dengan Sudirman Said-Ida Fauziyah kian terasa di Kabupaten Purworejo.

Baik Ganjar maupun Sudirman memilih tokoh NU untuk menjadi wakilnya. Taj Yasin adalah anggota DPRD Kabupaten Rembang yang juga merupakan putra dari kiai kharismatik NU yaitu Kiai Haji Maimoen Zubair. Sedangkan Ida Fauziyah merupakan anggota DPR RI dari Fraksi PKB dan memiliki akar kuat  nahdliyin. Ida sendiri merupakan politisi senior dan dua kali menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU.

"Hal ini (mengusung wakil gubernur dari NU) membuktikan NU menjadi primadona,” kata Hasan Bruno, Senin (7/5). Hal tersebut mengingat basis masa NU di Jawa Tengah cukup dominan. Pun demikian suara nahdliyin di Kabupaten Purworejo menjadi rebutan keduanya, lanjut Ketua Bidang Politik dan Hukum Ormas Suluh tersebut.

Faktor NU di Kabupaten Purworejo, kata Hasan, akan sangat menentukan dalam Pilgub nanti. Tidak bisa dipungkiri bahwa NU merupakan primadona di ajang Pilkada. Persaingan kedua calon berpotensi membuat suara NU terbelah ke dalam dua poros, antara poros Ganjar dan Sudirman.

"Keterbelahan suara NU ini juga pastinya akan menjalar ke Kabupaten Purworejo sebagai salah satu kabupaten yang mayoritas adalah nahdliyin," katanya. Pertarungan dua poros tersebut akan sedikit banyak berpotensi melahirkan perbedaan pilihan di antara nahdilyin di Purworejo.

"Keduanya sama-sama kader NU, diusung dua partai bernafas NU,” katanya. Pastinya gesekan pilihan akan terjadi misalnya antara kiai dengan santrinya, ustadz dengan jamaah, dan gus dengan para pengikut, lanjutnya.

Menyadari bahwa potensi gesekan antar nahdilyin akan terjadi, ia mengimbau warga NU harus cerdas dalam menentukan sikap. Dan ini tentu saja mengharuskan sikap demokratis serta siap menerima perbedaan pendapat. “Bahwa berbeda pilihan itu biasa, dengan tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan saling menghormati terhadap pilihan masing-masing,” ungkapnya.

"Ini menjadi pembuktian, agar NU di Purworejo bijak menyikapi perbedaan pandangan politik di tubuh NU sendiri," tegasnya. (Mukti Ali/Ibnu Nawawi)


Terkait