Sulawesi Selatan, NU.Online
Hajatan akbar yang dilakukan oleh PW NU Sulsel pada tanggal 11 Mei 2003 dalam bentuk Istighotsah Kubra dan Maulied Akbar berlangsung meriah. Lebih dari 5000 warga Nahdliyiin kota Makassar memadati gedung Kemanunggalan TNI – Rakyat. Sejak selepas Subuh di pagi yang cerah,warga nahdliyin kota Angin Mammiri sudah mulai bergerak menuju gedung yang melambungkan integrasi TNI-rakyat.
Semua komponen warga Nahdyiin tampak hadir dalam acara tersebut, mulai dari pejabat birokrasi, politisi, pengusaha, sampai ibu-ibu rumah tangga dan penjual bakso. Mereka datang seakan melepas kerinduan akan suasana yang menandakan bahwa NU masih tetap ada.Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Umum PB NU K.H.Hasyim Muzadi bersama beberapa orang pengurus PBNU lainnya, Menko Kesra yang juga Mustasyar PWNU Sulsel Drs.HM.Jusuf Kalla, Ketua DPP PKB, DR.Alwi Shihab, Ketua MUI Pusat Prof.DR. H.Umar Syihab, Gubernur Sulawesi Selatan, H.M.Amin Syam, dan para ulama karismatik di Sulawesi Selatan, antara lain K.H.Sayid Jamaluddin Puang Ramma (salah seorang pendiri NU Sulsel) dan K.H.Muhammad Nur.
Kedatangan KH.Hasyim Muzadi dan HM.Jusuf Kalla menjadi salah satu daya tarik hajatan tersebut. Pasalnya kedua tokoh tersebut dikenal sebagai figure perekat kesatuan dan persatuan bangsa. Nama Hasyim Muzadi dipandang kalangan kampus di Sulsel sebagai seorang ulama yang piawai mengartikulasikan islam sebagai agama yang sejuk dan mementingkan perdamaian sampai ke Ketua Panitia, Drs.H.Abd.Kadir Ahmad, MS, menyatakan untuk pertama kalinya NU Sulsel dapat mengumpulkan jamaah NU sebesar itu semenjak orde baru. Hal itu disebabkan karena Sulsel termasuk daerah yang oleh Ketua Umum PBNU, KH.Hasyim Muzadi, diibaratkan sebagai “ashhaabul kahfi”. Kesuksesan tersebut berkat kerja keras panitia dalam mempersiapkan hajatan itu dalam waktu kurang dari sebulan.
Istigotsah yang baru pertama kali dilakukan NU Sulsel ini selain diisi dengan Taushiah Ketua Umum PBNU juga diisi pembacaan “Barzanji” dan “asyraka” tradisional, yasinan dan zikir massal. Semua peserta selama kurang lebih tiga jam terbuai dalam suasana spritual yang mendalam dan tidak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata pertanda haru. Abdul Aziz Ansar MA salah seorang anggota rombongan PBNU mengatakan, sangat menikmati suasana spritual tersebut. Bahkan Sahabat Muhsin dari Ma’arif, menyarankan di antara zikir yang pernah didengar, irama zikir inilah yang paling menarik. Sebaiknya ini dikasetkan, sarannya.
Selain Taushiah oleh K.H.Hasyim Muzadi, ikut memberikan sambutan Menko Kesra, H..Jusuf Kalla, Gubernur Sulsel HM.Amin Syam. Hikmah Maulid dibawakan Ro’is Syuriah PWNU Sulsel K.H.M.Sanusi Baco, Lc. Sedangkan zikir dipimpin oleh Drs.H.M.Zein Irwanto. Istigotsah diakhiri dengan pembacaan do’a oleh 5 orang ulama khos, masing-masing K.H.Sayid Jamaluddin Puang Ramma, K.H.Muhammad Nur, K.H.Abd.Rahim Amin, K.H.Abdullah Salim, dan Syekh Ahmad Kasim dari Mesir.(Kd-Ss/cih)