Sidoarjo, NU Online
Memasuki tahun kedua, Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Sidoarjo Jawa Timur yang dilantik tahun 2017 akan mengembangkan program unggulan. Hal tersebut setelah pada tahun pertama fokus konsolidasi internal dan eksternal, serta menjalankan beberapa program.
Hal tersebut sebagaimana ditegaskan Ketua PC ISNU Sidoarjo, Sholehuddin pada Musyawarah Kerja atau Musker kepengurusan setempat, di Aula Bin Attar, Selasa (1/5).
“Saat ini keberadaan ISNU makin diperhitungkan dan dikenal warga,” katanya. Salah satu indikasinya adalah dilibatkannya kepengurusan badan otonom ini pada NU Award sejak tahun lalu. "Saya berharap ISNU tidak saja dikenal secara personal, tapi juga secara organisasi," tuturnya.
Sementara Sekretaris Pimpinan Wilayah ISNU Jatim M Dawud mengapresiasi kinerja ISNU Sidoarjo selama ini. Sidoarjo menurutnya di antara PC ISNU yang eksis. “Program sudah berjalan dengan baik, dan banyak menyentuh pada tingkat bawah,” katanya.
Dan tantangan ke depan menurutnya adalah dakwah dalam teknologi informasi. Hal tersebut sebagaimana hasil survei tentang banyaknya situs yang berbau radikal yang banyak dikunjungi netizen. “Maka, ISNU harus terlibat dalam menangkal paham radikal di kalangan umat ini,” kata alumnus pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sisoarjo, KH Maskhun menginginkan agar ISNU bisa menjadi distributor kaum intelek. “NU butuh orang ahli di berbagai bidang. Di sinilah ISNU diharapkan menjadi agennya,” katanya.
Sedangkan harapan kedua, ISNU bisa jadi referensi tentang segala hal. “Permasalahan yang kompleks yang dihadapi NU, harus bisa terjawab dengan hadirnya ISNU,” harapnya. Dan, itu sudah dibuktikan, salah satunya dengan keterlibatan ISNU di ajang NU Award 2017 dan 2018 yang banyak memberikan dampak positif dalam memajukan NU menjadi organisasi modern, lanjutnya.
Pada musker ini telah ditetapkan program unggulan. “Di antaranya bina desa sehat, halal center, seminar parenting, pendampingan keuangan, dan perpajakan, Aswaja camp, klinik KTI, hingga penyuluhan hukum berbasis desa,” pungkas Sholehuddin. (Red: Ibnu Nawawi)