Probolinggo, NU Online
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Probolinggo
bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)
setempat terus berupaya membantu program pemerintah dalam Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP).
IPNU Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi PUP kepada kalangan pelajar
yang ada di Kecamatan Kuripan, Bantaran dan Sumber. Dalam kesempatan tersebut,
IPNU mengajak para remaja untuk menikah pada usia yang ideal.
Sosialisasi yang digelar pada Kamis, (25/2) di aula Kantor Cabang Dinas
Pendidikan Kecamatan Kuripan ini diikuti oleh 100 orang pelajar. Hadir dalam
kesempatan tersebut Kepala BPPKB Kabupaten Probolinggo Endang Astuti, Kepala
Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Kuripan Puja Kurniawan dan Ketua PC IPNU
Kabupaten Probolinggo Eko Cahyono bersama segenap pengurus.
Kepala BPPKB Kabupaten Probolinggo Endang
Astuti mengungkapkan bahwa keberadaan IPNU sebagai organisasi yang mewadahi
unsur remaja dan pemuda di NU ini bisa menjadi garda terdepan atau pioner dalam
menyuarakan tentang usia perkawinan yang ideal sehingga tidak sampai terjadi
pernikahan dini.
“Penyebab pernikahan dini
itu tidak hanya dari faktor orang tua saja, tetapi juga kalangan remaja yang
kurang ada motivasi diri dalam hal pendidikan. Jika remaja mempunyai semangat menempuh pendidikan,
maka orang tua pasti akan
memberikan dukungan,” katanya.
Menurut Endang, hingga
akhir tahun 2015 angka pernikahan dini di tiga kecamatan ini sangat tinggi. Di
Kecamatan Bantaran tercatat 187 pernikahan dini dari total 325 pernikahan atau
57,54%, Kuripan 149 pernikahan dini dari total 225 pernikahan atau 66,22% dan
Sumber 118 pernikahan dini dari total 163 pernikahan atau 72,39%.
“Jika
remaja bisa menunda perkawinan dan mengutamakan pendidikan, maka mereka
mempunyai peluang untuk menjadi pelaku di dalam pembangunan. Apalagi usia remaja
adalah masa investasi dalam meningkatkan pendidikan,”
tegasnya.
Sementara Ketua PC IPNU Kabupaten
Probolinggo Eko Cahyono mengungkapkan sosialisasi ini diberikan dengan harapan
pelajar yang merupakan bagian dari remaja bisa memahami tentang pentingnya menikah
di usia yang ideal.
“Tujuannya adalah memberikan pemahaman
kepada para remaja agar bisa menunda perkawinan sampai usia benar-benar matang
untuk memasuki bahtera rumah tangga. Banyak ujian yang akan dihadapi dalam
berumah tangga, maka jika belum siap tentunya akan berdampak kepada perceraian.
Inilah pentingnya menikah pada usia ideal dan matang,” katanya.
Menurut Eko, salah satu upaya agar
remaja tidak menikah pada usia dini adalah dengan meningkatkan motivasi dan
semangat menuntut ilmu.
“Semoga melalui kegiatan ini, para
remaja ini mampu menjadi media pembaharu dalam menyampaikan informasi kepada
masyarakat tentang usia nikah yang ideal,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Zunus)