Daerah

IPNU Back To Basic

Sabtu, 10 Mei 2003 | 10:18 WIB

Semarang, NU.Online
Mencermati kiprah perjalanan IPNU menjelang kongres banyak wacana yang mengemuka tentang bagaimana  IPNU ke depan.  Pimpinan Wilayah Ikatan Putra Nahdlatul Ulama Jawa Tengah (PW IPNU Jateng) misalnya, akan berjuang dengan keras untuk mengembalikan badan otonom NU ini ke habitat aslinya yakni pelajar.

“Ini sudah merupakan tekad seluruh cabang IPNU se Jawa Tengah, karena dengan kembali ke habitat asal yakni pelajar maka, konsentrasi IPNU dalam menjalankan program maupun khidmahnya akan semakin jelas dan terarah serta tidak meluas,“ kata Ketua PW IPNU Jateng Agus yahya, SAg ( 9/5) kemarin.

<>

Menurut Agus, tekad untuk mengembalikan IPNU ke lingkungan pelajar sudah merupakan harga mati dan sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Keputusan ini sebelumnya telah dikaji secara mendalam. Dan hasilnya diketahui ternyata dengan memposisikan diri sebagai ormas pemuda wilayah garapan IPNU semakin meluas, akibatnya antara kemampuan dan harapan yang akan dilaksanakan sangat tidak seimbang.

Akibatnya sangat fatal, dengan posisi sebagai ormas pemuda konsentrasi kaderisasi dan pola pembinaan kader di lingkungan internal pelajar yang menjadi lahan utama IPNU, terbengkalai. IPNU terseret keluar dari “ring”nya terlalu jauh. Ini sebagai sebuah konsekuensi dari perubahan nama pelajar menjadi putra.

Dampak negatif lainnya, dalam 15 tahun terakhir sejak IPNU berubah menjadi ormas pemuda menjadi semakin tidak popular di lingkungan pelajar, baik disekolah-sekolah yang berada di lingkungan Maarif NU maupun sekolah-sekolah di luar NU. “Di sekolah milik NU saja IPNU tidak menarik karena tawaran programnya terlalu luas, apalagi di sekolah-sokolah non NU semakin tidak menarik, karenanya hal ini segera direposisi.” tambahnya

karena itu, lanjut Agus, kalau tidak segera melakukan repositioning maka IPNU akan semakin ditinggalkan oleh basis komunitas. Seraya mengingat masa lalu Agus mengatakan dengan menyandang sebagai organisasi pelajar IPNU selain besar “dikandangnya” juga mampu menerobos ke sekolah-sekolah non NU, Muhammadiyah maupun sekolah-sekolah negeri. Dengan kesadaran sepenuh hati kader-kader NU di hampir setiap sekolah merasa terpanggil untuk mengibarkan bendera NU selain merasa terpanggil untuk berprestasi.

Tentang usia, IPNU Jateng sepakat untuk mempertahankan apa yang ada di dalam PD/PRT yakni maksimal 27 tahun untuk tingkat cabang dan 30 tahun untuk tingkat wilayah maupun pusat. Pertimbangannya setelah beberapa kali uji coba dari kongres ke kongres yang ideal adalah yang seperti itu.

“Proses regenerasi kepemimpinan organisasi tidak mandek dan tidak terlalu cepat, dengan demikian dalam forum kongres nanti kami akan melakukan sosialisasi konsep itu kepada wilayah-wilayah dan cabang-cabang se Indonesia. Insya Allah berhasil, apalagi wilayah dan cabang-cabang se Jatim , Jogya, Jabar dan DKI Jakarta sepakat dengan pemikiran ini,“ kata Agus  menutup pembicaraan. (dm/cih)


Terkait