Jember, NU Online
Induk Koperasi Syirkah Muawanah (Inkopsim) bertekad untuk mengangkat nasib petani melalui pembelian jagung yang dihasilkan dengan harga bersaing. Hal tersebut sebagai bentuk keberpihakan bagi kian terangkatnya tarap hidup warga.
“Sebab selama ini persoalan petani jagung hanya berkutat di seputar harga,” kata HM Al-Khaqqoh Istifa, Selasa (7/8). Saat tidak ada jagung, harganya di pasar begitu mahal. Tapi ketika panen, harga di petani justru anjlok, lanjut Ketua Umum Inkopsim tersebut.
“Kami ingin petani untung, minimal masih ada selisih keuntungan dibanding ongkos produksi,” katanya kepada NU Online sela-sela kunjungan ke gudang jagung milik warga Jenggawah, Jember, Jawa Timur.
Menurut Gus Khaqqoh, sapaan akrabnya, tahun ini Inkopsim menargetkan dapat menyerap jagung petani sebanyak 50.000 ton. Dari target itu, sudah terealisasi 70 persen. Sehingga sisanya masih harus digenjot sampai tahun 2018 berakhir.
Untuk itu, katanya, Inkopsim akan meningkatkan kerjasama dengan petani-petani lokal demi memenuhi target itu. “Yang kami butuhkan adalah jagung pipil kering dengan kadar air 15 persen. Jika kriteria itu dipenuhi, maka kami beli berapapun jumlahnya,” lanjutnya.
Gus Khaqqoh juga menambahkan, pihaknya saat ini menjajaki kemitraan dengan petani dan pemilik gudang untuk penyerapan jagung. Dengan kemitraan itu, maka suplai jagung bisa lebih lancar. Sementara petani, juga punya kepastian harga.
“Yang sangat kami harapkan bisa bermitra dengan petani NU, sehingga secara tidak langsung kami juga ikut memberdayaakan nahdliyin,” pungkasnya. (Aryudi Abdul Razaq/Ibnu Nawawi)