Daerah

Ikhlas sebagai Pilar Perjuangan usai Ramadhan

Sabtu, 16 Juni 2018 | 11:00 WIB

Ikhlas sebagai Pilar Perjuangan usai Ramadhan

Ketua PCNU Bekasi, KH Zamakhsyari

Bekasi, NU Online 
Apabila semua ibadah di bulan Ramadhan tidak didasari dengan rasa ikhlas hanya untuk Allah, maka semua aktifitas selama Ramadhan akan berhenti saat Ramadhan usai.

Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi KH Zamakhsyari Abdul Majid saat khutbah Idul fitri di Masjid Jami' Al-Azhar, Jakapermai, Kota Bekasi, Jumat (15/6). 

"Berkah Ramadhan sebagai bulan latihan dan ladang pahala tidak akan didapatkan, serta sia-sia begitu saja," katanya. 
 
Menurutnya, dalam tuntutan ibadah kepada Allah, niat ikhlas adalah hal yang bersifat prinsipil. Sebab, niat merupakan rukun dalam segala aspek ibadah.

"Kita kuatkan niat dalam beribadah untuk Rabb Sang Pencipta, bukan karena pujian manusia, dan (Ramadhan) sebagai tradisi tahunan saja," kata Kiai Zamakhsyari.

Ia menambahkan, sudah menjadi kemakluman bersama bahwa ibadah akan diterima jika ada dua hal. Diantaranya ikhlas kepada Allah dan mutaba'ah (mengikuti) Rasulullah. "Jadi, apabila salah satu dari keduanya itu tidak ada, maka dipastikan ibadahnya tidak akan diterima Allah," lanjutnya.

Dikatakan, tidak ada yang bernilai dalam melakukan amalan ibadah, terkecuali dalam dirinya dibarengi rasa ikhlas. 

"Karena dengan ikhlas, semua amalan ibadah akan jauh bernilai dan lebih istimewa di hadapan Allah," kata Pemilik Pondok Pesantren Daarul Qur'an, Setu, Bekasi ini.

Untuk itu, lanjut Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, penting kiranya memaknai arti ikhlas sebagai pembelajaran diri dalam menjalankan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. (Aru Elgete/Muiz


Terkait