Daerah

Hujan tak Henti, Tulungagung Mulai Kebanjiran

Sabtu, 4 Desember 2004 | 05:24 WIB

Tulungagung, NU Online
Hujan yang tak kunjung henti sejak, Kamis (2/12) hingga Jumat (3/12) membuat sejumlah desa di Kabupaten Tulungagung, Jatim, mulai kebanjiran. Bahkan, sejumlah ruas jalan vital juga terendam luapan banjir. Hingga pukul 15.00 WIB, hujan masih terus mengguyur dan luapan banjir juga kian meluas. Warga yang tinggal di daerah rawan banjir juga mulai dihantui kekhawatiran terjadinya luapan banjir yang lebih dahsyat.

Luapan banjir diantaranya sudah dirasakan sejumlah warga desa di Kecamatan Bandung, Besuki, Campurdarat dan Kalidawir. Di Kecamatan Bandung dan Besuki, misalnya, luapan banjir melanda Desa Talun Kulon, Bandung dan Desa Tulungrejo, Besuki. Di dua desa ini, luapan air terus menggerojok dan mulai menggenangi pekarangan rumah warga.

<>

''Kalau hujannya terus begini, bisa-bisa banjir akan semakin parah. Beberapa waktu lalu, desa kami juga kebanjiran. Luapan air berasal dari wilayah Pegunungan Trenggalek,'' ujar beberapa warga yang menggerombol di perbatasan Desa Talun Kulon-Desa Tulungrejo, Jumat (3/12) siang.

Di dua desa itu, luapan air bercampur lumpur sudah menenggelamkan ruas jalan vital yang menghubungkan Kecamatan Bandung, Tulungagung menuju kawasan Pantai Prigi Kecamatan Watulimo, Trenggalek. Kedalaman air  di ruas jalan itu mencapai lebih dari 0,50 meter. Sepeda motor maupun mobil yang melintas di jalur itu banyak yang terjebak genangan banjir. Hingga petang kemarin, arus lalu lintas di jalur itu masih terganggu.

Musibah banjir juga melanda Desa Ngentrong Kecamatan Campurdarat. Hingga pukul 15.00, genangan air yang berasal dari kawasan pegunungan Kendeng Selatan sudah menggenangi puluhan rumah warga dan menenggelamkan ribuan hektar sawah. Lapangan Ngentrong nyaris berubah menjadi lautan. Tanggul sungai yang tak kuat menahan derasnya air pegunungan berwarna kuning campur lumpur,  akhirnya tak mampu menahan luapan air hingga akhirnya arus air meluap ke pemukiman warga.

Di Desa Ngentrong, luapan banjir juga meluber dan menggenangi jalan raya menuju kawasan Wisata Pantai Popoh. Bahkan, di  sebelah selatan Pasar Ngentrong, genangan banjir ketinggiannya hampir mencapai satu meter. Akibatnya, banyak kendaraan bermotor dan MPU memilih tak meneruskan perjalanannya menuju ke arah selatan dan sebaliknya.  Sopir-sopir MPU dari arah Kota Tulungagung bahkan lebih memilih berhenti dan menurunkan penumpang di sekitar Pasar Ngentrong.

Karena banyak mobil angkutan umum tak berani mengarungi banjir, terpaksa banyak penumpang MPU yang meneruskan perjalanan dengan jalan kaki mengarungi genangan air setinggi diatas lutut orang dewasa. Anak-anak sekolah dan pegawai kantor yang hendak pulang harus melepas sepatu dan dicangking sambil berjalan. Demikian pula para bakul. Dagangannya juga diturunkan di tengah jalan.

''Habis, sopirnya nggak berani menerobos banjir. Ya bagaimana lagi kalau tidak jalan kaki sambil menyeberangi banjir seperti ini,'' ujar beberapa anak sekolah yang akan pulang menuju Desa Besole Kecamatan Besuki.

Saat musim hujan tiba, jalur antara Desa Ngentrong sampai Desa Besole dikenal cukup rawan terjadi luapan air bercampur lumpur. Biasanya, luapan air lumpur yang terkadang bercampur bebatuan itu selalu membanjiri jalan raya. Maklum, di sekitar jalur vital menuju Pantai Popoh itu berupa lereng pegunungan yang hutannya sudah gundul.

Bencana banjir juga terjadi di Kecamatan Kalidawir. Akibat meluap arus sungai sebuah jembatan di sungai Karanglo Desa Betak, ambruk. Akibatnya, jalur lalu lintas  yang menghubungkan Kalidawir-Tanggunggunung lewat Desa Winong terputus. Saat ini, warga masih berjaga-jaga memantau perkembangan kemungkinan meluapnya air Sungai Karanglo. Mereka khawatir air sungai yang meluap sampai ke jalan raya tiba-tiba menghantam rumah-rumah warga.

Kecamatan kalidawir, bertahun-tahun selalu menjadi langganan bencana banjir. Namun, untungnya, belakangan musibah banjir di Kecamatan Kalidawir sudah mulai agak terkendali menyusul dilakukannya normalisasi Sungai Kalidawir yang dilakukan Pemkab Tulungagung. ''Awalmusim hujan saja sudah ada banjir. Jangan-jangan, nanti Kalidawir kembali kebanjiran yang parah lagi,'' ujar warga Kalidawir mengkhawatirkan terjadinya musibah banjir yang lebih besar.

Kontributor : Muhibuddin

 

 

 

 

 

 


Terkait