Jember, NU Online
Santri adalah manusia biasa. Karena itu, santri tidak boleh hanya terpaku pada pengabdiannya di bidang dakwah dan ilmu agama. Santri juga harus pandai mencari celah berwirausaha, sehingga perlu belajar bagaimana berwira usaha yang baik.
<>
Demikian dikatakan Rais Syuriyah PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad saat membuka Workshop Santri Enterpreneur di pesantren Nuris, Antirogo Jember, Rabu malam (7/4).
Menurut Kiai Muhyiddin, santri yang menjadi pengusaha atau pengusaha yang santri, mempunyai nilai lebih dan membanggakan.
“Kalau bukan santri jadi pengusaha itu sudah biasa, tapi kalau santri itu luar biasa,” jelasnya.
Kiai Muhyiddin menambahkan, pesantren dan NU perlu mendorong santri agar mempunyai semangat dan keterampilan untuk berwirausaha. Saat ini, katanya, ketrampilan berwirausaha menjadi tuntutan yang tidak bisa dielakkan, lebih-lebih lapangan kerja begitu sulit.
“Harapan kita, santri kelak tidak menggantungkan rezeki kepada orang lain kalau bisa mandiri dan berwirausaha,” lanjutnya sambil menambahkan bahwa para kiai tidak sedikit yang sukses usahanya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) Jember, M. Ya’la yang menjadi narasumber menegaskan bahwa, saat ini peluang santri untuk berbisnis dan berwirausaha terbuka lebar. Zaman semakin maju, semakin banyak peluang bisnis yang bisa dilakukan. Karena itu, katanya, santri harus peka terhadap peluang pelaung yang ada.
“Untuk tahap awal, tidak usah besar-besar, berusaha kecil-kecilan juga bisa asalkan prospektif,” tuturnya.
Workshop tersebut mendapat perhatian dari santri. Buktinya, sekitar 400 santri putra dan putri hadir memenuhi aula pondok putri Nuris. Workshop itu sendiri digelar hasil kerjasama antara RMI Cabang Jember dan Hipsi serta pesantren Nuris.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Aryudi A Razaq