Banyaknya media pemberitaan dan perkembangan media sosial yang cukup masif saat ini memiliki banyak manfaat dan juga mudlarat bagi masyarakat. Disatu sisi hal ini mampu membawa kepada keterbukaan informasi bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Namun disisi lain, masifnya pemberitaan yang ada, mampu membawa masyarakat kepada hal negatif jika tidak berhati-hati dalam mengkonsumsinya.
Apalagi fenomena media sosial seperti berita profokatif, hoaks dan ujaran kebencian yang masif dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, menambah permasalahan komplek ditengah masyarakat. Dan bila kondisi tidak disikapi dengan baik oleh masyarakat, maka akan memunculkan konflik dan pemahaman yang keliru.
Terkait dengan pemberitaan masif di media sosial ditambah lagi dengan budaya membagi informasi tanpa teliti ini, Pengurus Lembaga Dakwah PBNU KH Muhammad Nur Hayid menjelaskan beberapa ciri-ciri berita yang termasuk dalam kategori berita hoaks.
"Kalau ada berita di Media sosial seperti WA, Twitter, facebook dan sejenisnya yang memiliki judul bombastis seperti ada kata viralkan, sebarkan dibumbui dengan kalimat masuk surga bagi yang membagikannya, maka itu sudah mencirikan berita hoaks," jelas Gus Hayid, sapaan akrabnya saat menjadi pemateri pada Lailatul Ijtima sekaligus Harlah ke-95 NU yang dilaksanakan PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung di aula gedung PCNU setempat, Jumat (30/3) malam.
Ciri selanjutnya dari berita hoaks adalah tidak adanya sumber berita jelas atau referensi pasti dari pemberitaan tersebut. Saat ini menurutnya banyak penyataan-pernyataan yang terkesan ilmiah dan bermanfaat semisal tentang agama, kesehatan, dan sejenisnya namun sebenarnya dibuat oleh orang yang bukan ahlinya.
"Dicek dulu sumbernya. Jika menyebutkan nara sumbernya, cek kredibilitasnya. Cek lagi apa benar itu statement-nya atau bukan," tegasnya.
Menyikapi kondisi yang semakin memprihatinkan dari efek negatif medsos ini anjurnya, masyarakat harus mengedepankan sikap kehati-hatian dalam membagikan informasi. Kewaspadaan ini ditambah dengan budaya tabayun yang harus ditanamkan setiap kali mendapatkan informasi.
"Tanyakan validitas berita kepada orang yang ahli dibidangnya. Jika masalah kesehatan tanyakan pada dokter. Jika masalah agama tanya kepada ulama yang jelas kealimannya," pesannya.
Gus Hayid juga berpesan kepada pengguna medsos untuk selalu mengakses media atau website di internet yang sudah jelas kredibilitasnya. Pengguna medsos harus memahami mana situs yang terpercaya dan bisa menjadi rujukan yang shahih serta mana yang termasuk situs abal-abal di internet . (Muhammad Faizin)