Mojokerto, NU Online
Himpunan Santri Majapahit (Hisma) mengisi libur pesantren dengan melakukan safari Ramadhan di Desa Randugenangan, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kegiatan berlangsung sepekan sejak 3 hingga 10 Juni.
Pembina Hisma, Chumaidi Nur Syarifuddin mengatakan setidaknya seratus santri mengikuti safari Ramadhan kali ini. Hisma sendiri merupakan gabungan dari para santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas yang berasal dari Kabupaten serta Kota Mojokerto.
"Kegiatan safari Ramadhan ini diisi dengan kajian keislaman, ngaji Al-Qur’an, ngaji fikih bagi masyarakat luas. Selain itu, para peserta juga dilatih menjadi imam shalat fardlu dan tarawih," katanya, Jumat (8/6)
Pria yang akrab disapa Gus Fuddin ini menambahkan jika kegiatan ini bertujuan melatih mental para santri dan mengisi waktu liburan dengan kegiatan bermanfaat. Kegiatan ini juga didanai secara mandiri oleh para santri dengan cara iuran bersama.
"Biayanya ya mandiri dari santri sendiri, teman-teman santri dibagi tugasnya masing-masing. Ada yang bawa beras, minyak goreng, juga membawa alat masak,” ungkapnya. Hal tersebut tergantung kesepakatan peserta safari, lanjutnya.
Gus Fuddin juga menjelaskan bila kegiatan ini tak didanai Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas. Hal ini agar tak memberatkan lembaga dan pengasuh. “Namun kordinasi antara panitia safari dan pengurus pesantren tetap dilakukan secara intensif,” katanya. Kegiatan mengajarkan mandiri dan bersosialisasi dengan masyarakat luas, lanjutnya.
Di Bahrul Ulum sendiri ada bergitu banyak perkumpulan santri dari berbagai daerah yang dinamakan Organisasi Daerah (Orda). Seperti santri yang berasal dari luar pulau Jawa bergabung pada Orda Andalas, santri asal Kabupaten Tuban Jamissbon. Sedangkan santri asal Kabupaten Lamongan ikut Orda Hisla, dan asal Jombang dinamakan Orda Kesaj.
"Safari Ramadlan ini hampir mirip dengan KKN kalau di mahasiswa. Karena selama melakukan safari para santri diminta mengatur kegiatan keagamaan dan juga ada lomba agar suasana desa semakin ramai,” jelasnya. Lomba yang kerap diadakan antara lain pidato, tartil, adzan dan cerdas cermat.
Safari Ramadlan ini tidak hanya dilaksanakan selama Ramadlan. Acara berlanjut pada pengajian umum sekaligus halal bihalal peserta dengan masyarakat umum pada lebaran ketujuh dengan menunggu kesepakatan kedua belah pihak.
"Safarinya sampai tanggal 10 Juni 2018, tapi nanti setelah lebaran ketupat ada kegiatan halal bi halal dengan warga. Kita buat pengajian umum dan undang pengasuh Bahrul Ulum," pungkas Gus Fuddin. (Syarief Rahman/Ibnu Nawawi)