Hijrah Bukan Tuduh Orang Lain Pendosa, Namun Istiqamah dalam Kebaikan
Senin, 6 Agustus 2018 | 11:30 WIB
Ngawi, NU Online
Hijrah menjadi fenomena yang sedang tren di tengah remaja masa kini. Meskipun demikian, banyak yang salah memahami arti hijrah itu sendiri. Raja Inal Dalimunte menyampaikan bahwa hijrah bukan dengan menuduh orang lain salah.
"Sebelum hijrah merasa sebagai pendosa, tetapi setelah berhijrah menuduh orang lain sebagai pendosa," katanya mencontohkan saat mengisi seminar remaja di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Ngawi, Jawa Timur, Ahad (5/8).
Di samping itu, lanjut finalis Akademi Sahur Indonesia (Aksi) ini, jangan sampai hijrah diniatkan dengan nafsu. Hijrah palsu itu, menurutnya, akan membuat celaka. Begitupun hijrah hanya untuk eksis, juga tidak akan lama bertahannya, .
Pengurus Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Riau ini menegaskan bahwa hijrah yang sebenarnya adalah perilaku lahir dan batin yang mulia.
"Maka hijrah yang hakiki adalah saat perilaku baik secara bathin dan lahir sinergi dengan akhlak yang mulia," lanjutnya.
Maka Rasulullah SAW dalam haditsnya menegaskan saat seorang laki-laki yang hijrah hanya karena ingin menikahi perempuan, hijrahnya tidak mendapatkan apa-apa.
"Maka hijrah yang sesungguhnya adalah saat mampu menjadi istiqamah dalam menebarkan kebaikan," ujarnya.
Lebih lanjut, ia pun mengutip ayat Al-Qur'an surat Al-Ahqaf ayat 13-14 yang artinya "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami ialah Allah', kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan".
Ia juga menyampaikan ayat lainnya, yakni Al-Qur'an surat Fushilat ayat 30 dan surat al-Jin ayat 16. (Syakir NF/Muhammad Faizin)