Daerah

Haul Mbah Nurul Anam Kranji Diperingati

Kamis, 23 Mei 2013 | 15:00 WIB

Pekalongan, NU Online
Puncak acara peringatan haul Mbah Nurul Anam Kranji diselenggarakan Kamis (23/5) di kompleks pemakaman Kampung Kranji Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Acara tersebut dihadiri ribuan jamaah yang datang dari berbagai daerah.<>

Sejak pagi, para jamaah sudah berkumpul di pemakaman. Acara dimulai dengan pembacaan Yasin dan tahlil. Usai kegiatan awal, dilanjutkan pembacaan manaqib Mbah Nurul Anam, yang ditulis oleh salah satu cicitnya, Kiai Munawir (Gringsing-Batang).

“Beliau lahir di Desa Geritan (Wonopringgo-Pekalongan) pada tahun 1650 M. Dahulu desa tersebut belum bernama Geritan, tapi kemudian diganti namanya untuk mengingat tahun kelahiran Mbah Nurul Anam, yakni dari penghitungan 4 huruf 'abajadun': Ghain (1000), Ra' (200), Ta' (400), dan Nun (50), jadi bila dijumlah menjadi 1650. Kelahirannya pada waktu subuh awal bulan Rajab,” terang KH Azhar Hafidz yang membacakan manaqib.

Pada masa kecilnya itu, telah nampak tanda dari kewaliannya. Diantaranya yakni pada hari pertama ia dilahirkan, yakni subuh sampai maghrib (seperti layaknya orang yang berpuasa), menolak untuk disusui. Begitu terus berlangsung sampai tiga bulan (Rajab-Sya'ban-Ramadhan).

Dalam hal pendidikan agama, ia dididik langsung oleh ayahnya, Muhammad Nur (Pangeran Bahurekso) yang garis keturunannya ke atas sampai kepada Sunan Ampel dan terus sampai kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan Ibunya adalah seorang wanita salehah, Nyai Maryam binti Kiai Tholabuddin yang nasabnya sampai kepada Sunan Giri dan akhirnya sampai kepada Sayyidati Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Saw.

Ia kemudian menuntut ilmu ke Mekah sembari menunaikan ibadah haji. Pada kelanjutan hidupnya, ia menjadi seorang ulama yang terpandang, bahkan banyak orang yang meyakininya sebagai seorang waliyullah. Mbah Nurul Anam membangun sebuah pondok yang terletak di sebuah Alas (hutan) Asem Kranji. Di tempat itulah (Kampung Kranji), nantinya akan menjadi salah satu kampung pusat pendidikan Islam di daerah Kabupaten Pekalongan.


Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: Ajie Najmuddin


Terkait