Daerah

Hari Film Nasional, Pelajar NU Harus Selektif

Jumat, 30 Maret 2018 | 14:00 WIB

Bandung, NU Online
Pelajar Nahdlatul Ulama (NU) sebagai penikmat film mesti selektif, wajib hukumnya untuk memilah tayangan yang benar-benar sesuai dengan karakter dan jatidiri bangsa Indonesia bahwa negeri ini memiliki azas Pancasila yang ramah, dan tentu menjunjung tinggi adat ketimuran. 

Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar NU (IPNU) Jawa Barat Ziad Ahmad saat memberikan komentar kepada NU Online terkait Hari Film Nasional, pada Jumat (30/3).

"Di hari Film Nasional ini, semoga Film Indonesia semakin jaya, berkualitas, dan kontekstual dengan adat dan karakter kita sebagai bangsa. Film bukan kemudian menjadi alat propaganda atau agitatif bagi sebagian Ideologi yang berseberangan dengan spirit cita-cita besar bangsa Indonesia," tegasnya. 

Pria asal Garut itu mengatakan bahwa sejauh ini perfilman Indonesia belum sampai ke tahap yang diharapkan banyak orang. Yakni, yang memasukkan nilai-nilai yang berkesesuaian dengan spirit bangsa. Sebagian sudah, tetapi beberapa film hanya menjadi sebatas hiburan tanpa edukasi sedikit pun. 

"Akan tetapi mudah-mudahan ke depan, perfilman Indonesia dapat lebih menancapkan prestasi-prestasi gemilangnya demi kemajuan Indonesia," tuturnya.  

Sementara itu, Ketua PW IPPNU Jawa Barat Nurul Fatonah menyatakan bahwa film harus memberikan tuntutan yang edukatif, bukan hanya sebatas tontonan saja. Karena film memberikan efek yang sangat besar bagi keberlangsungan hidup.

"Tak jarang, misalnya gaya hidup, gaya bicara, atau gaya berpakaian diikuti oleh para penontonnya, karenanya tayangan film itu harus mendidik," katanya. 

Alumni Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia ini menambahkan, efek dari tayangan film sangat cepat sekali, terlebih bagi pelajar atau anak muda yang jiwanya masih belum stabil.

"Mereka juga akan sangat cepat menirunya. Maka, film itu jangan hanya menjadi tontonan tapi juga harus menjadi tuntunan," pungkasnya. (Aru Elgete/Muiz


Terkait