Yogyakarta, NU Online
Jaringan Gusdurian Yogyakarta kembali menggelar rutinan sholawat bersama di Pendopo Yayasan LKiS Sorowajan Bantul, Rabu (25/2) malam. Pada kesempatan ini, mereka menghadirkan peneliti senior pusat kajian anti korupsi FH UGM Hifdzil Alim (Mas Boy).
<>
Menurut Mas Boy, sebab korupsi ada dua macam. Pertama, korupsi karena kebutuhan. Kedua korupsi karena serakah. Korupsi karena kebutuhan itu, seperti butuh terhadap kebutuhan sehar-hari, jalan-jalan atau yang lain sebagainya. Sedangkan korupsi karena keserakahan, efeknya sangat besar sekali, dan sangat merugikan.
Keserakahan yang dimiliki para koruptor, kata Mas Boy, akan banyak menerabas nilai-nilai hukum. Apapun akan dilakukan demi mendapatkan uang. Keserakahan juga akan menjadikan kebodohan generasi.
"Sikap-sikap serakah itu muncul menjadi sarana untuk mendorong kerusakan tatanan masyarakat. Kalau kita amati, pelaku korupsi yang paling banyak adalah pegawai pemerintah, pelaku partai politik. Bahwa selama ini orang-orang yang melakukan korupsi tidak ditemukan kalau mereka adalah orang miskin. Paling rendah gaji mereka per bulan adalah 4 juta rupiah. Jelas, untuk makan dan liburan itu cukup," ujar Mas Boy.
Mas boy juga menyebutkan korupsi karena gengsi. "Gengsi yang mereka pelihara memicu korupsi sistematis. Korupsi juga diawali dari obrolan ranjang. Kalau kita lihat porfil keluarga itu istrinya kebanyakan sosialita. Dari obrolan ranjang itulah tercipta benih-benih korupsi." (Nur Sholikhin/Alhafiz K)