Jombang, NU Online
Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG-PAI) Kecamatan Sumobito, Jombang, Jawa Timur menggelar kegiatan pentas PAI tingkat Sekolah Dasar (SD). Kegiatan bertempat di aula Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Sumobito.
"Pentas Pendidikan Agama Islam (PAI) ini diikuti oleh 153 peserta dari 31 SD se-Kecamatan Sumobito. Para pemenang akan mendapatkan hadiah menarik dari panitia," kata Ketua KKG-PAI Sumobito, Mahmud, Kamis (9/8).
Menurutnya, pentas PAI merupakan kegiatan tahunan dari KKG PAI untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Selain itu juga digunakan mengevaluasi kemajuan dari pembelajaran pendidikan agama Islam di lingkungan SD Kecamatan Sumobito. Kegiatan dikemas layaknya Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) antarpelajar.
"Jenis lomba yang dikompetisikan dalam pentas PAI ini adalah MTQ, tartil, tahfizul Qur’an, pemilihan dai cilik, qasidah dan cerdas cermat materi PAI," beber Mahmud.
Mahmud menjelaskan pentas PAI juga digunakan mendorong upaya peningkatan semangat belajar siswa-siswi. “Dengan adanya lomba dan hadiah, banyak murid yang giat belajar,” ungkapnya.
Dan dari sisi lain mendorong para guru selalu inovatif dan kreatif dalam mengajar sehingga mudah dipahami murid. Dengan begitu mudah untuk mengukur pencapaian standar kompetensi siswa.
"Dengan adanya pentas ini kita dapat menyeleksi dan menghasilkan duta-duta PAI yang siap dikirim untuk tingkat yang lebih lanjut. Seperti perlombaan tingkat Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur dan nasional," jelasnya.
Mahmud berharap kompetisi dapat menambah wawasan keilmuan agama Islam peserta didik, sehingga terwujud insan yang berakhlak, berilmu, bermanfaat bagi anak, orang tua dan masyarakat.
Oleh karenanya, ia mewanti-wanti para guru untuk membimbing peserta didiknya dengan serius dan sabar. Karena sikap perjuangan dan kerja keras harus dihembuskan terus ke generasi bangsa agar tak mudah menyerah.
Para guru PAI harus meningkatkan kemampuan dalam pembinaan siswa-siswinya agar tercapai hasil yang memuaskan. Guru juga harus selalu update informasi dan belajar metode baru yang mengasyikkan. “Jadi guru yang baik itu mau belajar terus menerus dan tidak takut dikritik," pungkas Mahmud. (Syarif Abdurrahman/Ibnu Nawawi)