Daerah

Gunakan Teknologi untuk Dakwah dengan Berlandaskan Aswaja

Ahad, 11 November 2018 | 06:00 WIB

Lamongan, NU Online
Dengan mengusung tema Dakwah Santri di Era 4.0, Forum Silaturahim Alumni Tarbiyatut Tholabah wilayah Surabaya, Madura, dan Sidoarjo atau Fitrah mengadakan seminar Aswaja dan kebangsaan, Sabtu (10/11). Acara melibatkan santri dan mahasiswa serta guru di aula Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji, Lamongan, Jawa Timur. 

Menurut narasumber, Rizal Mumazziq, seluruh santri ketika keluar dari pesantren bisa mengamalkan ilmunya dan menyebarluaskan ke masyarakat dengan memanfaatkan teknologi dengan baik dan benar untuk kepentingan dakwah. 

“Apa yang dipelajari di pesantren, dikemas dan dibagikan dengan memanfaatkan media sosial,” kata Rektor Institut Agama Islam Al-Falah Assunniyyah (Inaifas) Kencong, Jember, Jawa Timur ini.

Alumnus pascasarja Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini menambahkan di zaman sekarang para santri harus berhati-hati dengan berbagai aliran yang mengaku Aswaja, namun paham yang dianut bersimpangan dengan nasionalisme. “Para santri harus membentengi diri dari paham radikal,” katanya. 

Dalam pandangannya, berdakwah harus bijak dan membentengi diri terhadap radikalisme. “Para santri, ketika keluar dari pondok harus bisa membentengi diri dengan paham Aswaja dan tidak terpengaruh oleh berbagai macam paham di Indonesia,” tegasnya. 

Ketua umum Fitroh, Ahmad Hizbullah Mawardi mengatakan kegiatan untuk membentengi para santri agar ketika keluar dari pesantren sehingga bisa membentengi diri dan mewujudkan nilai Aswaja. 

Di era 4.0 atau biasa disebut dengan era revolusi industri, peran santri terancam menipis dikarenakan tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. “Dengan ngaji Aswaja dan kebangsaan ini diharapkan para santri termotivasi untuk tidak mudah menyerah dalam bersaing dan tetap berdakwah dengan berlandaskan Aswaja," ungkapnya.

Dalam pandangannya, santri memang harus tetap mengikuti zaman, tapi tetap dengan identitas yang kental. “Semoderen apapun zamannya, santri juga bisa mengikuti zaman,” pungkasnya. (Ibnu Nawawi)


Terkait