Jakarta, NU Online
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jakarta Selatan mengadakan halal bihalal yang melibatkan pelbagai elemen masyarakat yang ada di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (13/7) malam. Mereka mengajak segenap warga Jakarta Selatan khususnya untuk menjaga keamanan dan kerukunan antarumat beragama.
Peringatan halal bihalal ini dihadiri oleh Walikota Jakarta Selatan, Kapolresta Jakarta Selatan, Dandim Jakarta Selatan, dan pelbagai komunitas lintas agama di Jakarta Selatan.
“Mari kita jaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah. Persaudaraan sesama umat beragama, persaudaraan sesama anak bangsa, dan persaudaraan sesama anak manusia,” kata Ketua GP Ansor Jakarta Selatan H Sulton Mu’minah dalam sambutannya di Aula Ignatius Loyola, Gedung Yohanes, Jalan Melawai Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Walikota Jakarta Selatan H Marullah juga menyampaikan hal serupa. Ia mengajak segenap umat beragama di Jakarta Selatan untuk sering menggelar pertemuan serupa agar tidak ada kecurigaan dan prasangka satu sama lain.
Ia mengimbau segenap warga Jakarta Selatan untuk menjaga toleransi antarumat beragama. Hanya dengan demikian, ketenteraman Jakarta Selatan yang sudah terkenal tetap terjaga dengan baik.
“Insyaallah, kalau ada GP Ansor dan Banser di Jakarta Selatan, masyarakat tidak perlu khawatir. Jakarta Selatan adem,” kata H Marullah.
Pada peringatan halal bihalal ini, Sekretaris PCNU Jakarta Selatan KH Irfan Zidni menyampaikan pentingnya menjaga silaturahmi sesama umat beragama, antarumat beragama, dan sesama anak bangsa.
Kiai Irfan menceritakan pengalamannya perihal toleransi antarumat beragama di Mojowarno Kabupaten Jombang saat ia mondok di Tebuireng beberapa tahun silam. Menurutnya, hubungan yang hangat antarumat beragama di Mojowarno dapat menjadi teladan bagi masyarakat di daerah lain.
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama GP Ansor Jakarta Selatan dan Panitia Penggerak Tahun Persatuan Paroki Blok B-Gereja St Yohanes Penginjil.
Ketua Panitia Penggerak Tahun Persatuan Gereja St Yohannes Penginjil Florentinus Eko Wahyono mengatakan bahwa tim penggerak tahun persatuan baik tingkat keuskupan maupun tingkat paroki telah merancang aneka gerakan yang intinya adalah mengajak semua masyarakat untuk bergandengan tangan tanpa memandang suku, agama, ras, tingkat ekonomi, pilihan politik dan perbedaan yang lain, untuk bersama-sama membangun persatuan dan persaudaraan yang semakin tulus menuju persatuan Indonesia yang semakin kokoh. (Alhafiz K)