Daerah

Gerak Jalan Variasi Meriahkan HSN MWC NU Prambon

Senin, 23 Oktober 2017 | 16:00 WIB

Gerak Jalan Variasi Meriahkan HSN MWC NU Prambon

Gerak Jalan Variasi MWCNU Prumbon

Nganjuk, NU Online
Memperingati Hari Santri Nasional 2017 MWCNU Prambon, Nganjuk, Jawa Timur mengadakan Lomba Gerak Jalan Variasi, Sabtu (21/10).
 
Gerak jalan variasi ini adalah variasi gerakan, kostum, dan yel-yel yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat mulai ormas islam dan pendidikan, baik putra maupun putri.

Lomba gerak Jalan Variasi mengambil start dari desa gondang legi keutara melewati desa singkalnyar dan finis di Kantor MWC NU Prambon Jl Kediri Warujayeng, Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon, Nganjuk.

Pantauan NU Online, selama kegiatan berlngusng, lomba gerak jalan ini banyak ditunggu penonton.

Para peserta selain kompak berjalan, juga sering menyuarakan lagu Syubbanul Wathan dan Solawat Badar yang merupakan yel-yel wajib dalam Gerak Jalan Variasi.

Selain itu di tempat tertentu juga ada atraksi gerakan dan yel-yel yang dinilai oleh panitia. Tak ayal mata para penonton terbelalak diiringi tawa yang membahagiakan yang menunjukkan rasa senang dengan penampilan para peserta gerak jalan.

Sebagai aturan lomba, peserta wajib berbusana muslim ala santri bagi putra wajib berkopiah hitam.

Wahyudi Ridlo, Ketua Panitia menyampaikan bahwa acara tersebit sebagai bentuk semangat panitia untuk memeriahkan Hari Santri Nasional sekaligus mengenang para santri yang telah berjuang menjaga NKRI.

"Awalnya kami memprediksi peserta hanya sekitar 40-50 pleton ternyata tidak diduga barokah ulama barokah kiai peserta mencapai 115 pleton, yang jumlah setiap pletonnya kami buat aturan 11 orang, jelas dia," kata Wahyudi.

Kiai Zainal Arifin, Ketua Tanfidziyah MWC NU Prambon mengapresiasi dan mendampingi jalannya perlombaan. Dalam sambutan pemberangkatan, dia menyampaikan tanpa perjuang para santri terdahulu kita tidak akan pernah meraskan kemerdekaan.

"Begitu gigihnya ulama dan santri terdahulu menjaga NKRI ini. Dengan Resolusi Jihadnya Kiai Hasyim Asy’ari mampu menggemparkan Surabaya dalam meletusnya perang 10 nopember sampai terbunuhnya Jenderal Malabi," urai Kiai Zainal.

Muzayanah, salah satu peserta lomba mengungkapkan rasa senangnya dalam mengikuti kegiatan.

"Walau capek karena jarak yang jauh mencapai 7 kilometer, kalau tahun depan ada lagi ingin mengikuti lagi," pungkasnya. (Moh Imam/Kendi Setawan) 



Terkait