Daerah

Generasi Muda NU Diminta Teladani Perjuangan Kiai Dalam Bela Bangsa

Ahad, 22 April 2018 | 23:00 WIB

Demak, NU Online
Generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) harus selalu meneladani kiprah perjuangan dan keikhlasan para kiai dalam berkhidmah kepada Jam'iyah NU, bangsa dan negara di tengah berlangsungnya krisis keteladanan yang saat ini masih berlangsung.

"Warga NU sangat beruntung karena oleh para kiai-kiai diajari untuk melestarikan tradisi haul para tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan dan mengembangkan agama Islam di berbagai kawasan di muka bumi ini," ujar Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Demak, H Muhammad Ali Maskun di acara Haul Ke-31 KH Jalal Suyuti di Desa Morodemak Bonang Demak, Ahad (22/4). 

Dikatakan, sepanjang hidupnya almarhun kiai Jalal tidak pernah lepas dari pergumulan perjuangan membela NU, bangsa dan negara dari berbagai ancaman. 

Menurutnya, almarhum kiai Jalal yang wafat pada 1987 sangat patut diteladani oleh kalangan muda NU termasuk yang hidup di era milineal seperti sekarang ini, terutama terkait dengan kegigihan, keikhlasan dan semangat dalam memperjuangkan keselamatan dan kehormatan NU.

Dikisahkan, saat bangsa Indonesia menghadapi tekanan dari kekuatan komunis pada 1960-an bersama aktifis Ansor dan Banser di wilayah Kabupaten Demak almarhum kiai Jalal tampil menghadang dan menyingkirkan PKI yang selalu bermanuver dan meneror para kiai NU.

Paska PKI runtuh, lanjutnya, almarhum kiai Jalal tampil di pentas politik di bawah NU dan terus berlanjut ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kariernya di lembaga legislatif cukup cemerlang hingga menghantarkannya menduduki posisi sebagai Wakil Ketua DPRD Demak.

Selain panggung politik, almarhum kiai Jalal juga menerima amanat dari NU untuk mengelola lembaga pendidikan NU yang posisinya berada di sekitar alun-alun Demak, PGA NU dan kini menjadi MTs-MA NU.

Kecintaan dan kebanggaannya dalam ber NU memberikan inspirasi untuk tetap menggunakan nama NU pada lembaga pendidikan yang dikelolanya di saat NU secara politik sedang berada di bawah tekanan Orde Baru. Alasanya karena sekolahan milik NU maka ya harus menggunakan nama NU, tidak yang lain. (Red: Muiz)


Terkait