Daerah

Fatayat Ponorogo Peduli Bangsa dengan Apel Akbar

Rabu, 2 Mei 2018 | 08:30 WIB

Ponorogo, NU Online
Ribuan kader Fatayat NU dan Detasemen Wanita Serbaguna (Denwatser) NU Ponorogo Jawa Timur berkumpul menyukseskan apel akbar. Kegiatan dalam rangka peringatan hari lahir ke-68 tahun Fatayat NU. Juga memperingati hari buruh dan hari Pendidikan Nasional. 

Dalam sambutannya Ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU Ponorogo ,Siti Roudlatun Nikmah mengungkapkan bahwa seiring dengan perkembangan globalisasi, tantangan kebangsaan semakin kompleks. “Berbagai persoalan baik ekonomi, politik, ideologi, sosial dan kebudayaan harus ditangani segenap komponen bangsa baik negara dengan seluruh aparatnya, dan seluruh masyarakat,” katanya.
 
Karenanya, keluarga besar Fatayat NU Ponorogo berkomitmen menjadi bagian dalam penyelesaian persoalan kebangsaan kekinian. “Ini sebagai bagian dari tugas perjuangan amar ma'ruf nahi munkar untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila sebagai ideologi negara,” katanya. Karena hal tersebut sebagai konsensus bersama warga bangsa, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tingkat lokal, lanjutnya.
 
Pada kesempatan tersebut juga dibacakan komitmen terhadap NKRI, dan beberapa pernyataan sikap menyangkut masalah kebangsaan kekinian. 

Setidaknya ada enam poin dari pernyataan sikap tersebut yakni:

Pertama, mendukung pemerintah untuk melaksanakan tindakan yang diperlukan dengan menangkal ideologi radikal yang terindikasi masuk melalui lembaga pendidikan, institusi sosial dan keagamaan, media massa, media digital dan media sosial. 

Kedua yakni mendukung pemerintah untuk menjaga warga bangsa, terutama kaum muda, pelajar dan mahasiswa dari paparan ideologi radikal, ancaman peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang, peredaran minuman keras oplosan yang membawa korban ratusan jiwa;

Ketiga, mendukung pemerintah memperluas akses terhadap pendidikan dasar, menengah dan tinggi, serta bersama komponen warga bangsa yang lain menjaga institusi pendidikan dari segala bentuk bentuk diskriminasi dan kebijakan yang bertentangan dengan tujuan pendidikan itu sendiri;

Keempat, mendukung pemerintah memastikan perlindungan terhadap hak-hak kaum pekerja, terutama  buruh perempuan, baik yang bekerja di dalam negeri maupun diluar negeri sebagai TKI.

Kelima, berkomitmen dalam menjaga situasi yang kondusif menjelang Ramadhan 1439 H dalam situasi saling menghormati dan penuh toleransi;

Keenam adalah berkomitmen menjadi bagian dari upaya menyelamatkan institusi keluarga dari pengaruh globalisasi, yang dapat menghancurkan tata nilai dan moralitas masyarakat dengan terus memperkuat pendidikan keluarga.(Murdianto/Ibnu Nawawi)


Terkait