Jember, NU Online
Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihannya, keberadaan Komisariat PMII Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ) layak diacungi jempol.
Sebab, untuk mendirikan dan menjaga eksistensi sebuah organisasi di lingkungan yang nota bene ‘tidak sepaham’ dengan misi organisasi tersebut, tentu tidak gampang.
“Jadi PMII di UMJ itu seperti kucing di kandang macan,” ucap anggota Majelis Pembina Komisariat PMII UMJ, Ria Fauziah di sela-sela Harlah PMII ke-58 di alun-alun sisi selatan, Selasa (17/4) malam.
Menurutnya, walaupun pihak kampus memberikan keleluasaan kepada para mahasiswa untuk mendirikan organisasi ekstra, namun secara psikologi terjadi kendala. Diakui atau tidak, kehadiran PMII yang memperjuangkan Ahlussunnah wal Jama’ah sulit diterima dalam lingkungan milik ‘pihak lain’.
“Butuh perjuangan untuk bisa eksis,” tambah Ria.
Beratnya perjuangan itu bisa dilihat sejak awal didirikan. Beberapa waktu setelah diresmikan (2000), PMII Komisariat UMJ nyaris tak ada kegiatan, hidup segan mati tak mau, hingga akhirnya benar-benar ‘bubar’ tahun 2006. Baru tahun 2010, PMII Komisariat UMJ, hidup lagi hingga saat ini.
“Sekarang sudah periode kedelapan,” lanjut Ria.
Ketua PMII Komisariat UMJ, Magfirotul Hasanah berharap agar aktifis PMII UMJ tetap semangat dalam berjuang mengembangkan organisasi. Sebab, ketika semangat sudah tergerus atau bahkan hilang sama sekali, di situlah PMII tamat.
“Kita harus tetap semangat, karena kita berjuang untuk kepentingan Ahlussunnah wal Jama’ah. Dan kita tidak sendiri,” urai mahasiswi semester 6 jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UMJ itu (Aryudi Abdul Razaq/Muiz).