Daerah

Dikiswah, Cara IPNU-IPPNU Kutorejo Sapa Pelajar

Selasa, 12 Februari 2019 | 06:45 WIB

Mojokerto, NU Online
Sejumlah cara dilakukan untuk mengenalkan nilai NU kepada para pelajar. Seperti yang dilakukan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Mereka menamakannya dengan Turba dan Dikiswah (Diskusi, Dzikir,  Shalawat dan Tausiyah).

Menurut Ketua PAC IPNU Kutorejo, Moh. Irfan Yahya bahwa Turba dan Dikiswah dilakukan sekali dalam sebulan. Tempatnya pun berpindah-pindah.

“Diharapkan dengan diadakannya Dikiswah, bisa meminimalisir pelajar di kawasan Kutorejo untuk tidak berkeliaran di jalan, nongkrong yang tidak jelas. Tapi bagaimana liburan mereka diisi dengan kegiatan positif,” terang Irfan dalam Turba dan Dikiswah di Pendopo Balai Desa Kepuhpandak, Kutorejo,  Ahad (10/2).

Menurutnya, Dikiswah merupakan majelis rutin yang digagas Departemen Pendidikan dan Dakwah PAC IPNU IPPNU Kutorejo. Hingga kini kegiatan tersebut sudah  berlangsung sebelas kali sejak PAC IPNU-IPPNU Kutirejo dilantik.

“Tapi kali ini terasa beda, karena bertepatan dengan dilantiknya pengurus Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Kepuhpandak,” katanya.

Sementara itu, salah seoang tokoh masyarakat, Gus Zamroni Umar menegaskan bahwa NU yang didirikan pada 31 Desember 1926 itu adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Kehadirannya merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

“Landasan berdirinya NU tidak terlepas dari adanya organisasi yang berlandaskan Aswaja sebelumnya. Di tahun 1918 ada organisasi Nahdlatul Tujjar, organisasi ini untuk menumbuhkan potensi ekonomi umat Islam,” jelasnya.

Sedangkan dalam bidang pengembangan keilmuan, sosial dan budaya, berdirilah  organisasi Taswirul Afkar tahun 1922. Sementara untuk  meningkatkan kesadaran berbangsa, lahirlah  organisasi Nahdlatul Wathan tahun 1924.

“Itu semuanya kemudian spiritnya menyatu dalam NU,” lanjut Gus Zamroni  (Syaiful Alfuat/Aryudi AR).




Terkait