Jember, NU Online
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Jember Jawa Timur tidak akan pernah mundur sejengkalpun dari komitmennya membela hak-hak petani berem di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu. Sebab, petani berada di pihak yang lemah, dan cerderung didzalimi.
Pernyataan tesebut disampaikan Ketua PC PMII Jember, Adil Satria Putra menyikapi surat dari PT. Seafer Sumber Rejeki terkait rencana pembangunan tambak udang di desa tersebut. Menurutnya, siapapun tidak perlu main gertak untuk menghentikan langkah mendampingi petani yang teraniaya.
"Kami tegaskan tidak akan mundur sejengkalpun. Kami akan tetap membela hak-hak petani," tukasnya kepada NU Online di Jember, Rabu (3/1).
Dalam surat yang ditujukan kepada Kapolres dan PMII Jember tersebut, manajemen PT. Seafer Sumber Rejeki meminta PMII untuk mengakhiri kegiatan pendampingan terhadap petani berem yang dianggap telah mengganggu proses percepatan perizinan penggarapan tambak udang dan proyek wisata "Roro Ayu" yang diklaim berada dalam naungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumberejo.
Tidak hanya itu, investor juga meminta polisi untuk melakukan pengawalan dan perlindungan terkait dengan rencana pembangunan tambak udang yang ada. Bahkan di akhir surat, perusahaan mendesak polisi menindak tegas pihak-pihak yang dianggap mengganggu rencana tersebut.
"Itu kan kalimat ancaman? Dan kami sudah kenyang ancaman," kata Adil.
Menurutnya, saat ini ada sekitar 23,9 hektar lahan berem yang dikelola 80 petani. Lahan tersebut dipaksa PT. Seafer Sumber Rejeki untuk dijadikan tambak udang. Sayangnya, investor tersebut tidak melalui cara-cara yang benar untuk mengambil alih pengelolaan lahan. Bahkan cenderung penuh dengan tipu-tipu.
Hal tersebut dibuktikan dengan upaya investor mengumpulkan foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) para petani berem dengan dalih untuk pengurusan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS. Nyatanya, itu dipergunakan untuk memenuhi salah satu syarat pengajuan Hak Guna Usaha terhadap tanah berem.
"Cara-cara seperti ini wajib kita lawan. Di awal saja mereka sudah bohong," pungkas Adil. (Aryudi A Razaq/Ibnu Nawawi).