Surabaya, NU Online
Sejak Ahad (30/6) hingga Senin (1/7), Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memiliki gawe besar, yakni NU Jatim Award 2019. Ajang kompetisi dan penghargaan bagi Nahdlatul Ulama pada tingkat pengurus cabang, majelis wakil cabang dan pengurus ranting beserta badan otonom (Banom) dan lembaga serta badan khusus yang ada.
Salah satu kontestan adalah Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sidoarjo yang pada 2018 lalu telah dinobatkan sebagai yang terbaik oleh PWNU dan PW ISNU Jatim. Untuk kali ini pesaingnya adalah dari Nganjuk.
“Tentu sebagai incumbent, kami punya beban moral untuk mempertahankannya,” kata Sholehuddin, Ahad (30/6).
Menurut Ketua PC ISNU Sidoarjo ini, dari sisi keorganisasian selama ini didukung kepengurusan aktif. Hal tersebut dibuktikan dengan rekam jejak kegiatan dan administrasi selama dua tahun terakhir utamanya usai kemenangan tahun lalu.
“Kami membangun kepercayaan baik internal di PCNU maupun eksternal PCNU seperti Pemkab dan pihak lain,” kata Widyaiswara Kemenag ini. Hal tersebut dilanjutkan dengan merealisasikan enam program utama mulai dari pendidikan, kesehatan, saintek, sosial dan hukum, pemberdayaan perempuan dan anak, serta ekonomi, lanjutnya.
“Alhamdulillah semua program hampir seluruhnya terealisir melalui berbagai kegiatan,” katanya. Dari sisi administrasi persuratan, ditampilkan grafik keluar masuk sebagai eksistensi sebuah organisasi.
Dirinya juga mengemukakan meski baru berdiri dua Pengurus Anak Cabang atau PAC, tapi sasaran kegiatan sudah sampai pada tingkat kecamatan bahkan sekolah maupun madrasah.
“Setiap kegiatan, selalu kami gunakan sebagai kesempatan merekrut calon anggota, sehingga saat ini tercatat tidak kurang dari 300 orang yang terdata,” jelasnya.
Rapat-rapat sesuai amanat PDPRT juga sudah dilakukan, ternasuk konferensi dan musyawarah kegiatan rapat rutin dan insidentil.
Untuk sumber keuangan, bersumber dari iuran pengurus dan dana hibah. “Saat ini kas ISNU Sidoarjo masih tercatat 13 jutaan. Itu artinya organisasi ini sehat. Di akhir tahun keuangan ISNU juga diaudit secara internal oleh PCNU,” terangnya.
Dari sisi sinergitas, baik dengan NU, lembaga dan Banom sudah tampilkan belasan kegiatan. “Hampir semua Banom dan lembaga sudah pernah bekerja sama. Kesemua kegiatan, juga sudah mengakomoodir enam program utama,” ungkapnya.
Dalam aspek pengkaderan, ISNU sudah memiliki alumni Madrasah Kader (MK) dan PKPNU. Sednagkan dari sisi kemandirian porgran, sebagian besar kegiatan didanai secara swadana.
Untuk sisi kekhasan lokal, ISNU mendukung kebutuhan warga, di antaranya sebagai kota Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, literasi, rawan bencana, dan kota urban. “Dari sini diwujudkan dalam bentuk pembinaan UMKM, trauma healing, dan rohani Islam daerah,” terang dosen di Institut Agama Islam Al KhozinyAl-Khoziny tersebut.
Wakil Ketua Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP) di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) tersebut, mengemukakan telah berupaya tampil sebaik mungkin. "Kita sudah berusaha maksimal, selanjutnya tawakal, itu kuncinya,” pungkasnya.
M Ali Anwar mengemukakan ada tiga program unggulan dari kepengurusannya. “Pertama adalah penguatan organisasi, kerja sama dan pendampingan atau advokasi, serta syiar literasi,” kata Ketua PC ISNU Nganjuk ini.
Sejumlah kerja sama dengan berbagai lembaga telah dilakukan sebagai bagian dari pengembangan organisasi. “Termasuk jaringan Sekolah Dasar Islam Terpadu atau SDIT,” terangnya.
Belum lagi sejumlah buku dan karya ilmiah di sejumlah media. “Bahkan kami sering diminta menulis opini di sejumlah media cetak dan online terkait persoalan tertentu,” jelasnya.
Dengan keikutsertaan pada ajang NU Jatim Award diharapkan akan semakin memacu kepengurusan untuk terus berbenah. “Soal juara, itu nomor sekian, yang terpenting adalah menjaga khidmah,” pungkasnya. (Ibnu Nawawi)