Karanganyar, NU Online
Usai shalat subuh, di masjid Baitullah Turirejo Ngadirejo Mojogedang Karanganyar, puluhan ibu-ibu sedang belajar membaca Al-Qur’an. Ada yang baru mulai dari dasar, ada pula beberapa yang sudah juz amma.<>
Menurut keterangan salah satu jamaah, Hartini, kegiatan tersebut baru dimulai beberapa minggu yang lalu, “Awalnya pengajian rutinan tiap Jum’at, namun atas permintaan jama’ah akhirnya ditambah pengajian pagi yang dikhususnya untuk belajar baca Al-Qur’an,” ungkapnya kepada NU Online usai ngaji, Ahad (28/6).
Sementara dirinya sendiri, tambah Hartini, dulunya sangat pusing dan merasa tidak termotivasi untuk belajar baca Al-Qur’an, sama sekali tidak ada niatan untuk bisa karena menurutnya belajar al-baca al-Qur’an sangat rumit.
Namun, lanjutnya, setelah dibukanya pengajian Muslimat NU di masjid, dia mengaku sangat senang sekali karena dalam pengajian tersebut diajarkan beberapa shalawat dengan tulisan Indonesia baik berbahasa Jawa maupun bahasa Nasional, sehingga dia pun bisa mengikutinya.
“Tapi lama kelamaan, ustadz pun mengajarkan shalawat yang bertuliskan Arab. Saking senangnya dengan shalawat, saya pun berniat untuk bisa membacanya. Dari situ kemudian ustadz yang mengampu pengajian menawarkan untuk belajar Al-Qur’an dengan menggunakan metode Baghdadi,” terangnya.
Setelah beberapa saat belajar dengan Baghdadi, niat Hartini berubah, tidak hanya ingin bisa membaca syair shalawat. Lebih dari itu, dia bertekad untuk bisa membaca Al-Qur’an dengan baik lancar dan benar. (Ahmad Rosyidi/Fathoni)