Daerah

Bupati Brebes Ajak Jaga Keseimbangan Jasmani dan Rohani

Rabu, 23 Maret 2016 | 16:52 WIB

Brebes, NU Online
Bupati Brebes Hj Idza Priyanti mengajak kepada seluruh warga masyarakat Bantarkawung, Kabupaten Brebes untuk menyatukan tekad melanjutkan membangun jasmani dan rohani. Keseimbangan pembangunan jasmani dan rohani menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mewujudkan kabupaten yang makmur dan sejahtera di bawah lindungan dan ridlo Allah SWT.

Ia menyapaikan hal itu pada pidato sambutan “Istighosah dan Pengajian Akbar” Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes bersama masyarakat, di Masjid Jami Al Faizin, Dukuh Buaran desa Pangebatan Bantarkawung, Selasa (22/3).

Bupati yakin, peran ulama dan pondok pesantren akan mampu membangun jasmani masyarakat Brebes. Peran tersebut terbukti, Kabupaten Brebes dalam kondisi yang aman, nyaman, tertib tanpa kegaduhan karena hatinya lembut dan semangat berkarya karena menghrarap ridlo Allah SWT.

Untuk itu, Bupati mengajak kepada warga masyarakat agar anak-anak sejak usia dini diajak ke majelis ilmu, ke masjid dan mushola untuk mendapatkan ilmu dan pencerahan dari para ulama. Sehingga ketika dewasa kelak, memiliki jiwa yang kokoh dalam ikut serta membangun masyarakat. “Mari kita satukan tekad mewujudkan niat menuju kabupaten Brebes yang lebih bermartabat,” ajaknya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati membagi santunan kepada 40 anak yatim dan 60 kepada orang jompo sebagai kepedulian pimpinan kepada masyarakatnya.

Tampak hadir Ketua PCNU Brebes H Atholillah, Staf Ahli Bupati Bidang Kesra Lely Mulyani, para Kepala SKPD, anggota DPRD Brebes H Imam Sairi, Camat Bantarkawung Gunarto,  Kepala Desa Pangebatan Agus Supriyanto, dan undangan lainnya.

Istighosah dipimpin pengasuh pondok pesanteren Raudlatul Suada Buaran, sedangkan ceramah agama disampaikan Pengasuh Pondok Pesanteren Bustanul Arifin Bangbayang Bantarkawung KH Agus Mudrik Khaelani dan KH Masruri.

Kiai Masruri antara lain mengatakan, masyarakat lebih merasa senang ketika mendapatkan kenikmatan tapi lupa kepada yang memberi kenikmatan. Namun, giliran sengsara ingat Allah SWT. “Jadi tidak heran, kalau masjid dan mushalla di penuhi manula karena seiring dengan kenikmatan yang mulai dikurangi,” pungkasnya. (wasdiun/abdullah alawi)


Terkait