Pariaman, NU Online
Sukses meluncurkan buku Kota Pariaman Dulu, Kini dan Masa Depan tahun 2006 lalu, kini Pembina Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Padangpariaman Bagindo Armaidi Tanjung kembali meluncurkan buku berjudul Drs. Mukhlis Rahman, M.M. Datuk Rajo Basa, Ketegasan Dalam Kesederhanaan, Pengabdian Seorang Anak Kampung. Buku setebal kurang lebih 100 halaman tersebut, diluncurkan Selasa (3/7).
Peluncuran yang dihadiri sejumlah wartawan di Pariaman tersebut bertepatan sehari setelah Kota Pariaman memperingati Hari Jadinya ke-5. ”Alhamduillah, setelah hampir setahun proses penulisannya buku tersebut hingga siap cetak,” kata Armaidi Tanjung yang juga Wakil Ketua PW GP Ansor Sumbar.
<>”Melalui buku ini, tentu saya dapat mengenang kembali apa yang sudah diperbuat sejak kecil hingga sekarang. Mana yang tidak baik kita tinggal, mana yang baik kita jalankan. Saya bisa introspeksi masa lalu untuk menatap masa depan,” kata Mukhlis yang saat ini menjabat Sekretaris Kota Pariaman.
Sedangkan penulis buku Armaidi Tanjung membantah kalau ada anggapan penulisan buku ini terkait suksesi di Pariaman tahun 2008. Ide penulisan ini bermula dari saya yang merasakan langkanya biografi orang yang berhasil di Pariaman.
"Setahu saya ada diantaranya Me’ Saleh gala Datoe Oerang Kajo Basa, pengusaha pribumi pertama yang terkenal awal abad ke-20 di Pariaman, Mr. Mohammad Rasjid Residen Sumatera Barat dan diplomat di sejumlah negara asing, Harun Zain Gubenur Sumbar dan Menteri Tenaga Kerja RI. Padahal dari biografi orang tersebut tentu ada hal yang dapat dipelajari dalam gerak langkah perkembangan suatu daerah," katanya.
Dari pemikiran tersebut, saya mencoba meyakinkan Mukhlis Rahman untuk ditulis biografinya hingga karir sebagai Sekretaris Kota Pariaman. Sebagai aparatur negara di Kota Pariaman, jabatan Sekretaris Daerah Kota merupakan karir tertinggi dalam pelaksanaan pemerintahan daerah.
Semula Mukhlis Rahman dengan tegas menolak. Karena kuatir dinilai orang lain dari sudut ”macam-macam.” Beberapa kali saya yakinkan, artinya penting bagi proses pendidikan dan pendokumentasian apa yang sudah dilalui dan dilakukan terhadap proses pembangunan di daerah, baik di Kota Pariaman maupun Kabupaten Padangpariaman.
Boleh jadi arti buku ini saat ini belum begitu berarti, tapi sesungguhnya, kelak di kemudian hari kehadiran buku ini dirasakan penting sebagai salah satu referensi terhadap pembangunan di daerah rang Piaman. Dan harus diakui, Mukhlis hanyalah satu dari sekian banyak pelaku dari sejarah yang terus berjalan di Kota Pariaman.
”Sebagai seorang manusia, Mukhlis Rahman tentu memiliki kelemahan. Dalam penulisan buku sederhana ini, bisa saja kelemahan itu tidak teramati dan nyaris tidak tampil dalam buku ini,” kata Armaidi menambahkan.(arm/nam)