Daerah

Berikut Kesiapan Ma’arif NU Yogyakarta Hadapi Revolusi Industri

Senin, 28 Januari 2019 | 12:00 WIB

Yogyakarta, NU Online
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar rapat kerja sejak Ahad hingga Senin (27-28/1). Tema yang diangkat adalah Strategi Revitalisasi LP Ma’arif NU DI Yogyakarta menghadapi Revolusi Industri 4.0.

“Ada tiga topik utama yang dibahas pada raker kali ini,” kata Ketua Panitia Raker, Tadkiroatun Musfiroh, Ahad (27/1). Ketiga topik tersebut meliputi revitalisasi ideologi dan kelembagaan, pengembangan SDM dan kepegawaian, serta inventarisasi dan manajemen aset.

Dalam sambutannya, Arif Rohman dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY ini menyampaikan bahwa ada empat hal yang perlu diperhatikan sekolah Ma’arif saat ini. “Yaitu persoalan sumber daya, penguatan lembaga, networking, dan branding,” kata dosen di Universitas Negeri Yogyakarta ini.

Menurutnya, penguatan sumber daya merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam kaitannya dengan program revitalisasi. Oleh karena itu, merupakan hal yang benar jika Ma’arif NU DIY menyelenggarakan Diklat penguatan kepala sekolah, tes substansi, hingga tes calon kepala sekolah. “Saat ini di NU secara spesifik di Ma’arif, terjadi semacam stagnasi kaderisasi,” urainya.

Penguatan lembaga diwujudkan dalam bentuk pembuatan aturan juga tidak kalah penting. 

Terkait networking, Arif berpandangan bahwa di era milenial dan digital ini merupakan keniscayaan. “Sekolah hendaknya saling terhubung, saling terkait, ada jaringan, ada kerja sama, ada keterkaitan antarlembaga dalam satu rumah bernama Nahdlatul Ulama,” ungkapnya.

Dalam sambutannya, Ketua LP Ma’arif NU DI Yogyakarta, Sugiyono menyampaikan empat hal yang perlu diperhatikan Ma’arif yakni critical thinking, creativity, communication, dan collaboration.

Kaprodi S2 dan S3 Manajemen UNY itu mengungkapkan, raker merupakan bagian dari rencana tersebut. Dengan adanya rencana, berarti warga Ma’arif telah membuat peta jalan. Menurut penelitian, jika sekolah memiliki rencana, maka efektivitas akan berjalan. Menurut teori, jika tidak memiliki rencana, sama dengan merencanakan kegagalan.

Hadir pula pada kesempatan itu Pembina LP Ma’arif NU DIY, Ketua LP Ma’arif NU DIY, Kabid Pendidikan Menengah Dikpora DIY, Kasubdit Kurikulum Direktorat PSMK, serta Rektor UNU Yogyakarta. 

Raker dihadiri 45 orang sebagai tamu undangan, 19 pengurus, dan kepala sekolah serta MKKSM SLTP kota dan kabupaten di DIY. (Sabjan Badio/Ibnu Nawawi)


Terkait