Semangat nasionalisme dan patriotisme bagi pelajar NU Ketanggungan terus ditempa. Mereka digodok lewat Pendidikan Latihan Kader Pertama (Diklatama) yang digelar Dewan Koordinasi Anak Cabang CBP-KPP Ketanggungan, Kabupaten Brebes selama tiga hari.
“Diklatama ini untuk merangsang dan menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme,” ujar Pembina PAC IPNU Ketanggungan Ahmad Fauzan El-Azizi di sela acara di SDN Pamedaran 02 Ketanggungan, Senin (10/7).
Menurut Fauzan, di kalangan Pelajar, mayoritas rasa nasionalisme dan patriotisme sudah mulai redup. Ia sangat miris tatkala pelajar yang notabene generasi penerus bangsa terbersit sikap apatis terhadap bangsanya sendiri. Apalagi di kalangan pelajar yang sudah tersusupi doktrin radikalisme, anti-Pancasila, anti-NKRI rasa nasionalisme dan patrotismenya sudah luntur. Terbukti mereka enggan bahkan tidak mau melakukan uparacara bendera dan menganggap haram hormat pada Sang Merah Putih.
Lewat Diklatama, lanjutnya, peserta digugah jiwanya bagaimana menghormati jasa para pahlawan yang telah berkorban jiwa raga serta hartanya demi kemerdekaan Indonesia. Mengingatkan kembali bahwa para pejuang bangsa dulu juga terdiri dari para ulama dan santri yang berjuang lillahi ta'ala.
Ketua Panitia Diklatama 2 Arif Rahman Hakim menjelaskan, Diklatama diikuti 67 peserta yang berasal dari perwakilan ranting IPNU-IPPNU se-Ketanggungan. Selain materi kaderisasi, mereka juga mengadakan jalan panjang, tadabur alam menyusuri lembah bukit, sungai, hutan Pamedaran.
Para peserta juga ditugaskan untuk menjaga dan mempertahankan bendera Merah Putih, sampai menangis tersedu sedan bahkan jatuh bangun tak peduli dipertahankan sekuat tenaga sebagai simbol perjuangan.
Diklatama mengambil tema Menggugah Jiwa Patriotisme dan Nasionalisme Pelajar NU untuk Kemajuan Indonesia.
Arif menilai, radikalisme sudah ada di depan mata, bibit-bibit, dan loyalis ISIS sudah menyebar di mana-mana. Hanya dengan mempertahankan ideologi Pancasila, NKRI, UUD 45, dan Bhineka Tunggal Ika, Ibu Pertiwi masih dalam pangkuan kita.
Salah seorang peserta Zahratul Munawaroh asal ranting Kubangsari merasa bangga dirinya bisa ikut kegiatan ini. Ia mengaku capai, tapi bisa menambah pengalaman berharga dalam hidupnya. Serta mampu menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme. (Wasdiun/Alhafiz K)