Daerah

Bakti Sosial, Alumni Pesantren An-Nuqoyah Obati 5000 Warga Jember

Selasa, 9 Desember 2014 | 09:05 WIB

Jember, NU Online
Ikatan Alumni An-Nuqoyah sekaresidenan Besuki yang berlangsung di Aula PSBB MAN I Jember Ahad (7/12), menjalin kerja sama dengan RS Bina Sehat dalam program aksi sosial IAA ke depan. Mereka akan membuka layanan kesehatan gratis bagi 5000 kaum dhuafa seperti katarak, hernia, bibir sumbing, kaki pengkor, tumor, dan lain sebagainya.
<>
Kerja sama ditandai dengan penandatanganan kesepakatan antara Direktur RS Bina Sehat Dr Faida dengan ketua IAA sekaresidenan Besuki KH Mukit Arif yang disaksikan oleh Ketuapengurus pesantren Annuqayah Kiai Ainul Yaqin serta seluruh alumni yang hadir.

Rumah Sakit Bina Sehat menyatakan siap mendirikan poliklinik pesantren, khususnya pondok pesantren yang berada di bawah naungan IAA. Bahkan Dr Faida menawarkan kerja sama dengan pesantren Annuqayah untuk membuka sebuah rumah sakit.

“Ini sangat bisa kami lakukan apabila dari pihak pesantren sendiri menerima tawaran dari kami. Misalnya, nanti rumah sakitnya diberi nama RS Bina Sehat Annuqayah,” katanya.

Pengobatan gratis tersebut merupakan sebuah bentuk kepedulian terhadap kaum dhuafa betapa mereka juga harus mendapat kepedulian. Oleh karena itu, perempuan yang juga menjabat sebagai direktur RS Al-Huda Genteng Banyuwangi tersebut, berjanji akan mempermudah segala pengurusan keperluannya dari pendaftaran sampai perawatan yang intensif.

Apabila ada pasien yang ingin didaftarkan, pihak RS Bina Sehat hanya meminta surat rekomendasi dari pengurus IAA sebagai bahan bukti bahwa pasien benar-benar tidak mampu.

“Biaya pengobatan gratis ini berasal dari sumbangan masyarakat dan instansi yang tidak mengikat. Kami sangat yakin bahwa rekomendasi IAA atas pasien tersebut tepat sasaran,” pungkasnya.

KH Ainul Yaqin mengapresiasi kerja sama kedua pihak karena dinilai sesuai dengan salah satu visi dan misi pesantren Annuqayah, pemberdayaan masyarakat. Mengenai tawaran mendirikan rumah sakit, ia mengungkapkan masih akan mengaji ulang dan memusyawarahkannya denganmasyayikh pesantren. (Fandrik Ahmad/Alhafiz K)


Terkait