Probolinggo, NU Online
Dalam rangka untuk mengantisipasi bahaya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Sumberasih berupaya membentengi para kadernya dengan memperkuat pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
<>
Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Sumberasih Imam Syafi’i, Senin (25/8). Menurutnya, memperkuat Aswaja merupakan salah satu upaya yang sangat tepat agar para kader dan warga NU tidak sampai terpengaruh faham-faham lain yang bertentangan dengan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah.
“ISIS ini merupakan salah satu ancaman yang besar dan tentunya berbahaya apabila tidak segera ditangani dengan serius. Jika aqidah Ahlussunnah wal Jamaahnya sudah kuat, saya sangat yakin jika mereka tidak akan mudan terpengaruh dengan faham-faham lain di luar NU, termasuk ISIS,” ujarnya.
Selain memperkuat Aswaja jelas Imam, hal lain yang dilakukan adalah dengan terus menjalin koordinasi dengan pihak terkait. Termasuk juga memperbanyak kegiatan-kegiatan NU. “Jika mereka disibukkan dengan kegiatan NU, maka secara otomatis tidak akan berpikiran untuk melakukan hal-hal lain di luar NU,” terangnya.
Menurut Imam, untuk memberikan pemahaman tentang bahaya pengaruh ISIS, MWCNU Sumberasih juga gencar melakukan sosialisasi kepada seluruh kader NU untuk mewaspadai masuknya ISIS yang lagi marak, terutama di kalangan pelajar.
“Masa depan organisasi NU tergantung dari para kader mudanya. Jika kader muda ini tidak diberikan pemahaman yang luas tentang bahaya ISIS, maka nanti dikhawatirkan mereka akan terpengaruh paham lain dan tentunya akan mengganggu keberlangsungan organisasi NU ke depan,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Probolinggo KH. Moch. Saiful Hadi. Menurutnya, pentingnya warga NU untuk selalu membaca setiap fenomena sosial termasuk isu ISIS. “Deteksi sejak dini sangat penting dilakukan agar para kader NU tidak sampai terpengaruh ISIS yang sangat bertentangan dengan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah,” ungkapnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)