Daerah

Ansor dan Fatayat NU Dalami Kitab Kuning Selama Ramadhan

Kamis, 16 Juni 2016 | 10:00 WIB

Ansor dan Fatayat NU Dalami Kitab Kuning Selama Ramadhan

Jamaah orang tua Masjid Al-Musthofa sedang mendengarkan pengajian subuh

Blitar, NU Online
Berbagai kegiatan dilakukan oleh Pengurus Ta’mir Masjid Al-Musthofa Bakung, Udanawu, Blitar, Jawa Timur dalam menyambut bulan suci Ramadhan tahun 2016 ini. Selain kegiatan rutin shalat lima waktu tarawih secara berjamaah, pengurus masjid setempat menggelar serangkian kegiatan baru. Di antaranya pengajian untuk kalangan pemuda dan orang tua.

Pengajian untuk kalangan muda ditangani Remaja Masjid Al-Musthofa bekerja sama dengan Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Desa Udanawu. Kitab yang disajikan adalah kitab Al- Adab Fiddin karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali. Pengajian ini diikuti para kader Fatayat NU dan GP Ansor.

Pengajian ini diasuh oleh Ustadz Imam Makrus, Rais Syuriyah NU Ranting Bakung, Udanawu, yang juga alumni Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadhien Lirboyo Kediri, setiap habis shalat ashar sampai menjelang magrib. “Kitab yang kita baca ini membahas etika dan tatakrama dalam kehidupan beragama baik dalam menjalankan berbagai ibadah pada Allah SWT maupun dalam kehidupan bersosial sesama umat manusia,” ungkap Ustadz Imam Makrus kepada NU Online, Rabu (15/6) malam.

Menurutnya, ini pelajaran penting karena bisa menjadi bekal generasi muda khususnya GP Ansor dan Fatayat NU, dalam mengarungi medan perjuangan di tengah-tengah masyarakat. “Dalam pergaulan ada etika dan tatakrama. Etika inilah yang banyak dikupas dalam kitab ini,” jelas Imam Makrus.

Sedangkan pagi harinya setelah shalat subuh digelar pengajian khusus orang tua. Pengajian banyak mengurai tentang fadhilah puasa Ramadhan. Sehabis ngaji, dibuka pula bagi masyarakat tanya jawab terkait masalah ibadah puasa. “Ini diperuntukkan untuk ibu-ibu Muslimat dan NU,” tambah Imam Makrus.

Dalam suatu kesempatan, H Abdul Malik salah satu jamaah bertanya. ”Pak Makrus, kalau tadi ada penjelasan bahwa siapa yang meninggal saat puasa Ramadhan bisa masuk surga tanpa khisab. Terus bagaimana dengan dosa-dosa sebelumnya?” tanya H Malik.

Menurut Imam Makrus, orang bisa masuk surga itu karena fadhilah dan pertolongan Allah SWT. Bukan karena amal ibadahnya. Ibadah itu hanya sarana saja, sebagai hamba melaksanakan perintah dari Tuhannya. Masalah ibadah itu diterima atau tidak oleh Tuhannya itu hak prerogratif Tuhan.

“Kalau masuk surga tanpa khisab itu secara otomatis semua dosa-dosa sebelumnya sebesar apapun sudah diampuni oleh Allah SWT. Karena Allah memang punya hak untuk melakukan itu,” jawab Imam Makrus.

Selain kegiatan di atas, ta’mir masjid Al-Musthofa juga menyediakan ta’jil buka puasa bersama setiap menjelang maghrib. Panitia setiap hari menyediakan buka ta’jil bagi masyarakat sekitar 100 bungkus berupa kolak, roti, dan kurma. “Ta’jil ini bantuan dari masyarakat sekitar dan para jamaah masjid,” ungkap Muhammad Arif, pengurus Remaja Masjid Al-Musthofa. (Imam Kusnin Ahmad/Mahbib)


Terkait