Memperingati Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) Ke-94, Satkorwil Banser Lampung bekerja sama dengan GP Ansor Lampung Timur menggelar bakti sosial penyembuhan alternatif Aji Tapak Sesontengan (ATS) di Masjid Darussalam, Desa Gunung Mekar, Jabung, Lampung Timur.
"Adanya kegiatan ini semoga menambah semarak Harlah NU. Lalu Ansor dan Banser bisa semakin dikenal masyarakat. Selain itu, kami juga ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang keindonesiaan," ujar Ketua GP Ansor Lampung Timur Budi Wahyono, di Jabung, Ahad (30/4).
Dibuka ba‘da Dzuhur atau pukul 13.00 WIB, Sabtu (29/4), antusias masyarakat cukup bagus. Tercatat 44 masyarakat mendaftarkan diri untuk menyembuhkan penyakitnya dari asam urat, migrain, sakit gigi, syaraf, asma, amandel dan sejumlah penyakit lain hingga hingga pukul 16.30 WIB.
Nur Hadi, warga Gunung Mekar mengaku ada perubahan setelah ditangani Kamituwo (master) ATS Gatot Arifianto.
"Saya menderita syaraf, bagian mulut dan bibir kaku dan sedikit menceng akibat ketimpa balok beberapa tahun lalu. Alhamdulillah tidak kaku dan tidak menceng lagi setelah disentuh beberapa menit," ujar Nur Hadi.
Payem, warga Gunung Mekar lainnya mengaku sesak di dadanya akibat asma. Alhamdulillah sesak dadanya berkurang dan nafas jadi plong setelah ditangani Gatot yang merupakan Asinfokom Satkornas Banser.
"Baksos penyembuhan alternatif dilanjutkan hari ini atau Ahad (30/4). Masyarakat bisa berinfaq seikhlasnya setelah disembuhkan. Seluruh hasil infaq kami serahkan untuk masjid tanpa kami potong satu rupiah pun," kata Budi lagi.
Baksos ATS, demikian Gatot menambahkan, bukan kegiatan unjuk kesaktian. Namun jalan merayakan kemanusiaan dan keindonesiaan melalui ATS yang merupakan warisan kekayaan leluhur Nusantara.
"Siapapun bisa mempelajari ATS dengan mudah. ATS bermanfaat untuk menyembuhkan diri sendiri, keluarga, sahabat dan tetangga dari penyakit medis dan nonmedis dengan cepat serta tanpa rasa sakit," ujar Ketua GP Ansor Way Kanan itu pula.
Bagi yang ingin belajar ATS bisa menghubungi nomor 085382008080.
"ATS tidak memandang suku dan agama. Hanya saja, bagi yang mengingkari Pancasila dan NKRI saya sarankan tidak perlu menghubungi saya," kata pemilik gelar adat Lampung Ratu Ulangan itu. (Dharma Cakra/Alhafiz K)