Daerah

Anak Muda NU Soloraya Menyoal Hari Valentine

Sabtu, 14 Februari 2015 | 15:15 WIB

Solo, NU Online
Hari Valentine (14/2) menjadi bahan diskusi di kalangan muda NU Soloraya di media sosial fesbuk. Beberapa dari mereka menolak keras. Sedangkan sebagian lainnya menganggap momentum ini justru dapat dijadikan sebuah media positif.
<>
Demikian dikatakan Ketua PMII Sukoharjo David Zainudin. Menurut David, hal tersebut tergantung bagaimana kemasan acara. “Valentines day? Ya, tergantung isi acara acaranya. Seringkali kita hanya terjebak pada kemasan atau cover-nya aja. Valentines day bisa diisi dengan pengajian, diskusi, deklamasi puisi, pertunjukan teater dan hal positif yang lain,” ujarnya.

Sementara itu suara penolakan keluar dari IPNU Klaten. Ada dua alasan mengapa mereka menolak momen ini.

“Pertama, karena sejarah valentine sudah jelas tidak islami dan tidak mengajarkan kebaikan. Kedua, saya ikut mendukung Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten yang mengadakan kegiatan di hari Valentine untuk mencegah kemaksiatan di hari Valentine,” terang Ketua IPNU Klaten Ahmad Saifuddin.

Tanggapan lain, datang dari redaktur majalah Serambi Al-Muayyad Miftahul Abrori. “Terlepas dari sejarah Valentine, generasi muda Islam harus malu jika mau ikut-ikutan merayakannya, sama halnya harus malu jika membangga-banggakan hubungan dengan lawan jenis yang belum sah sebagai suami-istri,” tegasnya.

Miftah juga menekankan, penting untuk menyaring tradisi dan budaya yang datang dari bangsa asing. “Tradisi dari luar perlu disaring dan yang tak sesuai norma sepatutnya tak diikuti oleh orang yang paham agama. Ini belum perayaan yang menjurus pada yang negatif,” kata dia. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)


Terkait