Semarang, NU Online
Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang memperhatikan guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan guru Madrasah Diniyyah (Madin) yang tahun ini tidak mendapat bisyaroh (honor) dan bingkisan lebaran dari Pemkot Semarang karena ada aturan baru dari Menteri Dalam Negeri terkait bantuan sosial.<>
Sebanyak 262 ustad yang selama ini ikhlas mengajar membaca dan menulis Al-Qur’an, serta mendidik akhlak dan agama anak-anak muslim itu, mendapat uang Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu dari Ketua BAZ Kota Semarang yang juga Plt Walikota Semarang Hendrar Prihadi maupun Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang Taufik Rahman.
Belum lama ini, selama tiga hari berturut-turut, amil zakat yang dinaungi Pemkot Semarang dan Kantor Kementrian Agama Kota Semarang ini menggelar tasyaruf (distribusi) zakat dengan acara yang meriah. Ada yang dipadu dengan buka bersama, ada yang dibarengkan dengan pentas seni dan olah raga di halaman terbuka Taman KB samping kantor Gubernur Jateng.
Selain mereka, diterimakan pula zakat kepada 853 siswa SD, SMP dan SMA dalam program beasiswa, serta 1.154 warga miskin. Serta ada pemberian dana stimulan untuk 31 masjid dan 31 musholla di Kota Semarang.
Ketua BAZ Kota Semarang yang akrab dipanggil Hendy mengatakan, BAZ bersinergi dengan pemerintah dalam memberi pelayanan kepada warga Kota Semarang yang termasuk butuh bantuan. Pihaknya memohon doa para mustahiq agar Kota Semarang damai tentram dan seluruh penduduknya sejahtera. Tak lupa, Hendy menyampaikan terima kasih kepada segenap muzakki yang telah mempercayakan dana zakatnya kepada BAZ Kota Semarang.
“Semoga zakat ini membawa kebahagiaan menjelang lebaran bagi para penerima. Dan para muzakki saya ucapkan terima kasih, teriring doa semoga mendapat berkah dalam hidup. Semoga seluruh warga Kota Semarang sejahtera,” ujarnya usai memberikan hadiah pribadi uang Rp 1 juta kepada dua anak yatim yang menjawab pertanyaannya.
Sekretaris BAZ Kota Semarang Chuwaisoh dan Manager BAZ Muhammad Asyhar menambahkan, pihaknya mendapat kepercayaan dari 4.471 muzakki. Mayoritas, 4.446 orang atau 93,7% adalah PNS yang membayar secara auto debet dari gaji bulanan mereka. Yakni PNS di lingkungan Pemkot Semarang dan di Kantor Kemenag Kota Semarang.
Selain itu, lanjut Azhar, ada 263 pegawai BUMD, 6 pegawai swasta, 20 pedagang, dan beberapa mahasiswa/pelajar. Usahanya untuk menggandeng instansi vertikal selain Kemenag, yakni Polrestabes, Kodim, Denpom, Kejari, Pengadilan Negeri, dan instansi BUMN di Daerah belum berhasil. Sehingga belum semua pegawai pemerintah yang ada di Semarang menjadi muzakki di lembaganya.
“Muzakki kami upayakan bertambah tiap tahun. Instansi vertikal yang ada di Semarang akan terus kami ajak untuk bergabung seperti Kantor Kemenag Kota Semarang,” tutur pengurus GP Ansor Kecamatan Ngaliyan ini.
Lebih lanjut Azhar menerangkan, tahun lalu BAZ Kota Semarang mendapat dana Rp 1,7 miliar. Tahun ini dia target mendapatkan Rp 2 miliar. Hingga akhir Juli lalu, telah terkumpul Rp 800 juta.
“Kami berharap para akhir tahun ini target bisa terpenuhi. Jika dihitung secara matematis, sebenarnya potensi zakat di Kota Semarang mencapai Rp 141 miliar. Baik dari pegawai maupun wiraswasta,” imbuhnya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Muhammad Ichwan Ds