Kudus, NU Online
Untuk memberi kado Hari lahir ke-90 Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS), para alumni menerbitkan sebuah buku berjudul "Santri Membaca Zaman: Percikan Pemikiran Kaum Pesantren". Buku yang diluncurkan dalam acara Silatnas dan Ngaji Bareng Masyayikh TBS, Sabtu (23/7) ini berisi kumpulan artikel yang ditulis para alumni madrasah TBS dari berbagai angkatan.
Menurut salah seorang editor H. Nur Said, buku setebal 312 halaman ini menjadi impian para alumni madrasah TBS untuk untuk diterbitkan guna menyambut hari lahir (harlah) ke-90 Madrasah TBS Balaitengahan Kudus, Jawa Tengah.
"Alhamdulillah, berkat karunia Allah dan kebersamaan kekompakan teman perguruan, para alumni mampu mewujudkan penerbitan buku ini," katanya.
Said menjelaskan, artikel dalam buku ini merupakan refleksi para santri dalam membaca ayat-ayat Allah, baik ayat qauliyah maupun kauniyah sehingga melahirkan serpihan-serpihan ilmu sekaligus sebagai konstruksi ide yang bisa dijadikan alternatif acuan dalam mengembangkan pendidikan Islam di pesisir utara.
"Buku ini sekaligus menegaskan bahwa para santri sudah sepatutnya sebagai penjaga gawang Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) untuk memagari Nusantara agar tetap berdaulat sebagai Islam yang tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), tawasuth (moderat/jalan tengah) dan I'tidal (menegakkan keadilan)," ujar alumni TBS angkatan 1994 ini.
Hadirnya buku ini diharapkan menjadi pemantik bagi munculnya karya-karya santri lainnya baik berupa buku, kitab atau temuan-temuan sain yang selama ini terpinggirkan. "Hal ini sekaligus sebagai uji nyali para santri dalam menyongsong 100 tahun madrasah TBS 10 tahun ke depan," ungkap Said yang juga ketua PC LTN NU Kudus.
Dalam buku yang juga untuk menyemarakkan acara Silatnas dan Ngaji Bareng Masyayikh TBS ini, terdapat 25 artikel dari tulisan karya alumnus TBS yang memiliki latar belakang aktivitas berbeda. Di antara para penulisnya adalah Rosidi (pegiat media), A. Nafiul Haris (penulis), Khabibi Muhammad Luthfi (dosen), H.Izzul Mutho' (Redaktur pelaksana Koran Indopos), Nur Khamin Hadziq (alumnus Al-Azhar Kairo,), Sofiyan Hadi (pengasuh pesantren Mawaddah Kudus), Muthohhar (Dosen UMK), dan lain sebagainya. (Qomarul Adib/Fathoni)