Sumenep, NU Online
Untuk pertama kalinya, para santri yang tergabung dalam Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) se-eks Karesidenan Besuki dan Bali bertatap muka dengan para pengasuh Pondok Pesanten Annuqayah di Guluk-guluk, Sumenep, Madura, Sabtu (17/9).
Kegiatan yang bertajuk “Silaturrahim dan Halal Bihalal dengan Dewan Masyayikh” tersebut ditempatkan di masjid jami’ pesantren setempat, yang dihadiri sekitar 400 anggota IAA. Sedangkan dari pihak masyayikh, hadir antara lain KH. Abdul Waris Ilyas, KH Ahmad Basyir dan KH Abdul Muqsith.
<>
Dalam wejangannya, KH Ahmad Basyir mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi bangsa yang dinilainya semakin hancur. Salah satu indikasi kehancuran itu, katanya, adalah semakin merejalelanya korupsi di mana-mana, mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. Menurut sesepuh NU Sumenep itu, saat ini korupsi semakin massif dan merata. Banyak oknum yang diberi amanah tapi memanfaatkannya untuk mengeruk keuntungan pribadi sebesar-besarnya. Jabatan yang seharusnya dijadikan alat untuk mengabdi dan melayani masyarakat, tapi justru banyak disalahgunakan.
“Ini yang bikin hancur negara nantinya,” ucap Kiai Basyir.
Selain itu, tambahnya, dewasa ini banyak orang yang mempelajari ilmu bukan untuk diamalkan tapi untuk kepentingan mengelabui orang lain. Kenyataannya, banyak orang cerdas tapi juga pintar menipu orang.
Dengan menukil sebuah Hadits, Kiai Basyir menjelaskan bahwa akan datang satu zaman yang banyak tukang pidato tapi sedikit ulama. “Sekarang memang banyak orang pintar pidato, tapi berapa banyak diantara mereka yang benar-benar takut kepada Allah,” ulasnya seraya menegaskan bahwa Annuqayah kedepan pelan-pelan akan meningkatkan pelajaran salaf.
Sementara itu, KH Abdul Waris Ilyas berpesan kepada para alumni agar tetap menjaga dan mengembangkan tradisi dan amalan yang telah diajarkan di pondok. Di manapun berada, katanya, para alumni hendaknya sellau berpegang teguh kepada amalan yang ada di pondok, baik dalam soal muamalah, ubudiyah dan sebagainya.
“Amalan yang ada secara turun temurun kita amalkan sesuai dengan ajaran Nahdlatul Ulama,” katanya.
Menurut rencana, acara serupa akan diselenggatakan setiap tahun di Guluk-Guluk. Sebelumnya silaturrahim dan halal bihalal selalu diadakan di Jember, Besuki dan Bali, dengan menghadirkan para pengasuh dari pesantren yang pernah meraih penghargaan Kalpataru itu.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Aryudi A Razaq