Jogja, NU Online
Konferensi Wilayah (Konferwil) XIII Gerakan Pemuda (GP) Ansor Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta, yang berlangsung 25-26 Desember 2004 kemarin, akhirnya dimenangkan Drs Siddiq. Konferwil yang diikuti seluruh cabang se-DIJ yakni Cabang Kota Jogja, Gunungkidul, Sleman, Bantul, Kulonprogo, Bantul itu berlangsung sukses. Meski hujan terus mengguyur kota Jogja.
Konferwil yang bertempat di Ponpes Nurul Ummah Kotagede, Jogja itu. Siddiq memperoleh 3 suara unggul atas lawannya Hamdi yang memperoleh 2 suara Sedangkan Kasiman dan Zaenal tidak mendapatkan suara sama sekali. Sekadar diketahui, dalam pemilihan itu yang berhak mendapatkan suara, tiap cabang hanya satu suara yakni ketua pimpinan cabang.
<>Setelah dikukuhkan menjadi orang nomor satu di Ansor, badan otonom Nahdlatul Ulama, Siddiq dalam sambutannya mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah yang saat ini sedang berkuasa yang dinilai telah menyengsarakan rakyat.
Organisasi yang dipimpinnya secara telah penolakan terhadap kenaikan harga BBM.” Penolakan kenaikan BBM itu, termasuk salah satu butir yang dikeluarkan Ansor dalam konferwil kali ini,” kata Siddiq dalam sambutannya yang disambut greng peserta.
Selain itu, Ansor juga meminta pemerintah agar menunda pembayaran utang selama lima tahun. Siddiq menuturkan, saat ini APBN mengalokasikan rata-rata Rp 90 Triliun untuk pembayaran utang luar negeri dan dalam negeri. Dana tersebut juga untuk membayar cicilan pokok pinjaman luar negeri.
“Uang tersebut lebih tepat digunakan untuk membiayai program pembangunan infrastruktur, agar bisa mempercepat pemulihan ekonomi, menyediakan pendidikan yang murah dan meningkatkan kesejahtertaan rakyat yang saat masih minim,” sarannya.
Konferwil yang dihadiri 5 Cabang dan 70 Anak Cabang se-DIJ ini sedianya dibuka oleh Gubernur DIJ Sri Sultan HB X, karena Sultan berhalangan hadir ada tugas lain yang tak dapat ditinggalkan. Lalu digantikan Wakil Gubernur DIJ Paku Alam IX, dalam sambutannya Paku Alam mengatakan, Ansor yang mempunyai massa cukup banyak diharapkan bisa menjadi pioneer organisasi kempemudaan lainnya, yang lebih mengedepankan persatuan dan kebersamaan, serta mampu menunjukkan kompetensinya demi kemajuan organisasi dan bangsa.
Dalam acara yang akan berakhir Senin (26/12) juga terlihat antara lain, ketua pengurus NU prof Dr Mahfud Mas?ud, Malik Madany dan sejumlah tokoh NU lainnya. (mar)