Pameran buku terbesar di Jember yang menampilkan puluhan penerbit di gedung Soetarjo, Universitas Jember tak lepas dai nuansa religius. Buktinya, panyelenggara juga menampilkan lomba shalawatan yang dikemas dalam festival rebana. Rabu (13/10) tadi malam, lomba tersebut digelar dengan cukup meriah.
Lomba tersebut diikuti oleh 10 grup pilihan. Setiap grup terdiri dari 10 hingga 15 orang, dan terbuka untuk semua kategori umur. Menurut ketua panitia, M. Kholidi, lomba tersebut bertujuan untuk menanamkan kecintaan masyarakat, khususnya generasi muda terhadap shalawat.<>
Dijelaskannya, budaya baca shalawat dengan rebananya perlu terus dilestarikan dan dikembangkan, termasuk di kalangan mahasiswa. “Ini untuk mengimbangi penetrasi efek kapitalisme yang semakin mengkhawatirkan,” tukas Kholidi.
Menurut Kholidi, pembacaan shalawat dengan iringan musik rebana sudah menjadi ciri khas Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Jadi, katanya, rebana juga merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia, sehingga perlu terus dilestarikan. “Lomba ini hanya salah satu rangsangan untuk itu,” urainya.
Setelah diadakan penilaian dari suara dan lagu, fasohah dan adab dan penampilan, dewan juri akhirnya menetapkan grup al-Banjari dari komisariat IPNU-IPPNU al-Amien, Ambulu, sebagai juara pertama. Sedangkan posisi kedua dan ketiga masing-masing adalah PAC IPNU-IPPNU Kec. Balung dan grup Nurul Jannah dari Patrang. (ary)