Bogor, NU Online
Sebanyak 65 narapidana di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Paledang, Bogor diwisuda Walikota Bogor Diani Budiarto, yang diwakili Sekretaris Daerah Kota Bogor Dody Rosadi, dalam program pesantren angkatan ke 5, di Lapas Paledang, Senin.
Hadir pada acara wisuda tersebut antara lain, Direktur Pembinaan Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Perundang-undangan (Dir Binapas Depkumdang) Mashudi, Wakil Rektor Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Abdul Rais, dan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Iwan Suryawan.
<>Para narapidana tersebut diwisuda setelah menyelesaikan pendidikan baca dan tulis Al Qur’an selama tiga bulan dan lulus dalam ujian yang diberikan para pengajar.
Peserta maupun pengajar baca dan tulis Al Qur’an di Lapas Paledang adalah para narapidana. Para pengajar sebelumnya diberikan pelatihan oleh lembaga pembinaan pemasyarakatan UIKA Bogor.
Sejak angkatan pertama hingga angkatan ke lima sudah sebanyak 319 napi yang diwisuda dari 411 napi yang mengikuti program. Dodi Rosadi menyambut baik program pesantren yang diselenggarakan untuk para napi di Lapas Paledang. Dia berharap, pendidikan baca dan tulis Al Qur’an yang diikuti para napi bisa diterapkan di tengah keluarga dan masyarakat sekitarnya, setelah si narapidana dibebaskan.
"Pemda Kota Bogor memberikan kesempatan menunaikan ibadah haji kepada enam orang imam masjid yang dinilai terbaik, setiap tahun. Kalau mantan napi Lapas Paledang bisa menerapkan ilmu agama yang diperolehnya selama di lapas kepada masyarakat sekitarnya dan diusulkan untuk mendapatkan bantuan biaya ibadah haji, maka bisa berangkat atas nama imam masjid," katanya.
Senada dengan Dodi, Dir Binapas Depkumdang Mashudi mengatakan, pelajaran ilmu agama itu bisa diterapkan di tengah masyarakat setelah dibebaskan dari Lapas Paledang, misalnya menjadi guru mengaji.
Kepala Lapas Paledang Ibnu Khuldun mengatakan, program pesantren tersebut merupakan kerja sama antara Lapas Paledang dan UIKA Bogor, sejak April 2006, setelah walikota Bogor mencanangkan menghapuskan buta aksara latin dan arab.
"Sejak 2006 sampai saat ini, Lapas Bogor telah menjalani program pesantren selama lima angkatan. Sampai saat ini sudah 319 napi yang lulus pendidikan ini," katanya.
Lapas Paledang berencana untuk meningkatkan pendidikan baca dan tulis Al Qur’an untuk napi menjadi program pendidikan yang setara dengan pendidikan luar sekolah, sehingga bisa mengikuti ujian paket A setingkat madrasah ibtidaiyah (MI) dan ujian paket B setara dengan madrasah tsanawiyah (MTs).
"Hal ini masih dalam evaluasi tim dari UIKA. Kita harapkan, pada 2008 sudah bisa ditingkatkan menjadi pendidikan stara dengan MI dan MTs," katanya. (ant/mad)