Warta

Dibutuhkan Lima Pilar untuk Wujudkan Kemandirian Ekonomi

Sel, 30 Juni 2009 | 09:25 WIB

Jepara, NU Online
Krisis ekonomi global yang menimpa Indonesia telah ditempuh langkah untuk menyelamatkan kondisi perekonomian bangsa ini. Meski Indonesia tidak separah terimbas dampak ekonomi global laiknya Amerika Serikat, tetap saja dibutuhkan langkah antisipastif.

Demikian diungkapkan Rifā€™an dalam Seminar ā€œMembangun Kemandirian Ekonomi Demi Kesejahteraan Bangsaā€ yang diselenggarakan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jepara, Jawa Tengah, di kampus Undip Jepara, Sabtu (27/6) kemarin.<>

Wakil ketua PW GP Ansor Jateng itu mengungkapkan, untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, dibutuhkan lima pilar yakni nalar, keberanian untuk melakukan usaha, permodalan, kebijakan pemerintah dan pemasaran.

ā€œJika pemerintah menerapkan kebijakan yang pro rakyat, maka sangat mudah bagi masyarakat untuk mewujudkan kemandirian ekonomi,ā€ katanya sebagaimana dilaporkan kontributor NU Online, Syaiful Mustaqim.

Rifā€™an menambahkan, pemasaran juga sangat menenutukan arah kemandirian ekonomi. Selama ini, pemasaran yang terjadi di masyarakat masih sangat tradisional dan belum menganut ekonomi bisnis modern.

ā€œIni merupakan tugas pemerintah untuk memberikan pembekalan dan pelatihan terhadap masyarakat, sehingga mereka mendapat pengetahuan yang cukup,ā€ tambahnya.

Pembicara lain, M Mahbub Zaki, mengatakan diperlukan perubahan paradigma (pola pikir) konsumtif menjadi nalar produktif. Karena, masyarakat selama ini, lebih banyak berpikir untuk keperluan sesaat, tidak memikirkan untuk langkah kedepan.

ā€œIstilah mangan ora mangan asal kumpul (makan tidak makan asal kumpul) perlu dirubah,ā€ tegas Mahbub. Sehingga, menurutnya dengan merubah paradigma tresebut langkah untuk memikirkan masa depan telah dipikirkan jauh-jauh hari. (rif)