Nasional

Untuk Prabowo-Gibran, Sarbumusi Dorong Selesaikan Masalah Megatrends Ketenagakerjaan

Jum, 26 April 2024 | 11:00 WIB

Untuk Prabowo-Gibran, Sarbumusi Dorong Selesaikan Masalah Megatrends Ketenagakerjaan

Presiden DPP K-Sarbumusi, Irham Ali Saifuddin. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Memasuki era pemerintahan baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2024-2029 pada Oktober 2024 nanti, Presiden Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (DPP K-Sarbumusi) Irham Ali Saifuddin mendorong sejumlah masalah ketenagakerjaan terkait megatrends (dampak perubahan di lingkungan strategis) segera diselesaikan.


"Prabowo-Gibran bisa memberikan harapan baru terhadap dunia ketenagakerjaan di Indonesia karena sesungguhnya, dunia ketenagakerjaan akan banyak sekali tantangan diantaranya adalah dunia saat ini sedang mengalami krisis global, krisis ekonomi," katanya kepada NU Online di Kantor DPP K-Sarbumusi, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2024).


Menurut Irham, tantangan ketenagakerjaan selain tantangan dari dalam, terdapat juga tantangan dari luar. Ia menyadari bahwa permasalahan megatrends seperti digitalisasi pekerjaan yang berkaitan langsung dengan pembinaan skill juga menjadi masalah.


"Apa yang dibutuhkan di masa mendatang agar kompatibel (bekerja dengan keserasian) di dalam dunia kerja," kata Irham.


Permasalahan megatrends kedua, menurut Irham berkaitan dengan climate change (perubahan iklim), hal itu terjadi karena sektor-sektor ekonomi Indonesia masih bergantung dengan sistem kerja yang tradisional yang bergantung dengan keadaan alam.


"Kita tau semakin nyata dan ini dalam jangka waktu sangat pendek akan menggerus sendi-sendi ketenagakerjaan dari sektor tradisional seperti nelayan, pertanian dan lain-lain," katanya.


Ketiga, Irham juga menyoroti soal bonus demografi yang menjadi yang menjadi tantangan sendiri dalam megatrends, dimana usia produktif yang sedang banyak jumlahnya akan tetapi kurang bisa dimanfaatkan sebagai tenaga kerja yang produktif.


"Pertanyaannya adalah seberapa besar Indonesia mempersiapkan diri untuk itu. Sehingga tahun 2045 itu bisa menjadi Indonesia Emas. Karena per hari ini tantangan demografi kita meskipun porsi penduduk Indonesia dengan usia produktif itu sedang tinggi-tingginya. Terkait pengangguran usia tenaga kerja muda ini termasuk paling tinggi di Asia," jelasnya.


"Persoalan seperti ini kalau tidak di addres secara baik itu akan menjadi tantangan (bumerang) tersendiri," sambungnya.


Lebih dari itu, Irham mewakili DPP K-Sarbumusi percaya pemerintahan baru nanti akan bisa membuat kebijakan-kebijakan lebih adaptif terhadap situasi-situasi tantangan saat ini di dunia ketenagakerjaan


"Pak Jokowi selama 10 tahun pemerintahannya sudah meletakkan fondasi cukup kuat terutama infrastruktur ekonomi yang harapannya kebijakan yang sudah baik itu di dilanjutkan dan sekaligus diperbaiki terutama dalam aspek perundangan yang lebih ramah, lebih melindungi, lebih inklusif, dan lebih menyerap banyak tenaga kerja sekaligus pekerjaan yang berkualitas," terangnya.


"Kami dari DPP Konfederasi Buruh Serikat Muslim Indonesia (Sarbumusi) yang merupakan badan otonom PBNU yang mengurusi soal keburuhan dan ketenagakerjaan berharap pemerintahan baru yang akan dilantik Oktober nanti Prabowo-Gibran bisa memberikan harapan baru terhadap dunia ketenagakerjaan di Indonesia," tutupnya.