Nasional

Sidang Lanjutan Mario Digelar Besok, Saksi dari Keluarga David akan Dihadirkan

Sen, 12 Juni 2023 | 06:30 WIB

Sidang Lanjutan Mario Digelar Besok, Saksi dari Keluarga David akan Dihadirkan

Sidang perdana Mario Dandy, Selasa (6/6/2023) lalu. (Foto: Dok. Polda Metro Jaya)

Jakarta, NU Online

Sidang lanjutan terdakwa Mario Dandy Satrio, terdakwa penganiayaan Crystalino David Ozora, akan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Selasa (13/6/2023) besok, dengan agenda mendengarkan keterangan para saksi. 


Sejumlah saksi yang akan dihadirkan antara lain ayah David, Jonathan Latumahina, dan paman David, Rustam Hatala. Para saksi dari keluarga David ini dikabarkan bakal membeberkan sejumlah bukti di persidangan, termasuk bukti mengenai kondisi David terkini. 


Berdasarkan keterangan dr Yeremia Tatang dari RS Mayapada Kuningan, Jakarta, David hingga saat ini masih memiliki trauma yang cukup dalam di otak luar bagian kiri. Posisi trauma ini mengakibatkan David kehilangan keseimbangan. 


Sebab otak luar bagian kiri merupakan titik pusat keseimbangan. Dampaknya, David belum bisa berjalan secara sempurna dengan daya tahan selama 6 menit. Beberapa kali, saat latihan berjalan, David terjatuh. 


“Dia jalan baru kuat 6 menit. Sudah beberapa kali jatuh, paling parah itu sampai fraktur (retak) mata kakinya. Akhirnya masuk lagi ke Mayapada, pasang pen,” tutur Jonathan Latumahina dikutip NU Online dari Kanal Youtube Official iNews, Senin (13/6/2023). 


Jonathan mengatakan bahwa dr Yeremia Tatang meminta pihak keluarga untuk lebih kuat. Sebab menurut dr Yeremia Tatang, kualitas hidup David turun dan mengalami perubahan dalam perilakunya. 


“Dokter Tatang selalu menyampaikan, ‘ini kualitas hidupnya turun. Jadi mohon keluarga lebih kuat’. Karena selain fisik, juga secara mental ada perubahan. Dia jadi kayak nggak punya batasan (kepada orang) lebih dewasa, teman, lebih kecil,” tutur Jonathan. 


Meski memahami kalau Jonathan adalah ayah kandungnya, tetapi kini David memanggil sang ayah dengan sebutan ‘Mas Jo’. David saat ini tidak bisa membedakan perlakuan dirinya kepada orang lain, kepada orang tua, ayahnya, dan orang-orang yang lebih dewasa darinya. 


“Efek dari trauma otak itu ke perilaku. Jadi bukan hanya ke motorik. Kalau motorik, David mandi belum bisa mandi sendiri. Pakai celana sendiri nggak bisa. Bahkan sekolahnya itu ngasih dia previlese, kamar mandi guru boleh dipakai David, karena itu paling dekat dengan kelasnya,” jelas Jonathan.


Beberapa hari terakhir, Jonathan mengaku dipanggil oleh kepala sekolah David. Kemudian dikabari kalau sang anak akan tinggal kelas. Hal itu karena David, akibat trauma yang cukup dalam, tak bisa lagi memahami pelajaran, dan bahkan menghitung. 
 

“Ini sih baru beberapa hari ini sekolah di panggil kepala sekolah, ‘kayaknya veteran’ (tidak naik kelas). (David) baru tahu warna sebulan lalu. Menghafal nggak bisa, apalagi menghitung. Membaca bisa, memahami nggak bisa,” kata Jonathan. 


Pewarta: Aru Lego Triono 
Editor: Fathoni Ahmad