Internasional

UNHCR Sebut Bantuan Filantropi Islam untuk Etnis Rohingya adalah Bentuk Dukungan Kemanusiaan

Ahad, 5 Mei 2024 | 21:30 WIB

UNHCR Sebut Bantuan Filantropi Islam untuk Etnis Rohingya adalah Bentuk Dukungan Kemanusiaan

Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Maymann berpidato pada halal bi halal dan penyerahan bantuan dari lembaga filantropi Islam untuk etnis Rohingya, Kamis (2/5/2024) (Foto: NU Care-LAZISNU)

Jakarta, NU Online
NU Care-LAZISNU menyerahkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi etnis Rohingya. Penyaluran bantuan berupa dana senilai Rp225.000.000 melalui Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Bantuan diserahkan pada kegiatan Halal bi Halal yang digelar UNHCR Indonesia bersama lembaga-lembaga filantropi Islam di Wisma 46 Jakarta, Kamis (2/5/2024). 


Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Maymann dalam pidatonya mengungkapkan bahwa bantuan itu tidak hanya untuk asistensi semata, melainkan juga untuk perjuangan bagi kemanusiaan.

 

"Dan untuk menyelematkan generasi etnis Rohingya selanjutnya dalam dunia yang lebih baik. Dan agar kita semua punya hak hidup yang baik dan layak," ungkap Ann.

 

Ann mengatakan ada lebih dari 114 juta orang yang mengungsi atau terpaksa mengungsi dan 60 persen didominasi dari negara-negara mayoritas Muslim atau negara anggota OKI.

 

Lebih lanjut, Ann menyebut pihaknya pada tahun 2020 membuka unit kerja Filantropi Islam dan telah menerima banyak dukungan dari lembaga-lembaga mitra filantropi Islam di Indonesia.

 

"Bantuan dan kerja-kerja kemanusiaan ini adalah kekuatan transformatif filantropi Islam. Kalau kita konsisten dalam kerja-kerja kemanusiaan, ini adalah awal yang baik untuk mewujudkan dunia yang lebih baik,” katanya.

 

Dukungan Filantropi Islam
Pejabat UNHCR Indonesia Unit Filantropi Islam, Muhammad Thoriq Helmi menjelaskan perjalanan Unit Filantropi Islam selama 4 tahun sejak tahun 2022 telah berdampak positif dan mendapat banyak dukungan dari lembaga-lembaga mitra filantropi Islam di Indonesia.

 

"UNHCR di Indonesia sudah terbentuk sejak 1979. Jadi kita sudah 45 tahun ada di Indonesia. Dan sampai saat ini Indonesia menampung 12.779 pengungsi. Melalui Unit Filantropi Islam, UNHCR mendapat banyak dukungan dari lembaga mitra filantropi Islam di Indonesia,” ujar Thoriq.

 

Pihaknya menyebut 3 (tiga) komponen utama dukungan atau bantuan dari UNHCR bagi pengungsi yaitu:

  1. Bantuan darurat penyelamatan nyawa
  2. Memastikan perlindungan dan akses kebutuhan dasar
  3. Mendapatkan solusi di luar Indonesia, berkaitan dengan pengungsi luar negeri.
 

"Dan lebih dari tiga ribu penerima manfaat pada tahun 2021 sampai 2023. Bantuan tunai multiguna, dalam bentuk bantuan dana, karena pengungsi yang lebih tahu yang mereka butuhkan,” ucapnya.


Sebelumnya Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU, Qohari Cholil mengatakan bahwa bantuan NU Care-LAZISNU disalurkan atas arahan PBNU dan atas dasar kemanusiaan untuk membantu etnis Rohingya yang tengah mengungsi di Indonesia.

 

"Berdasarkan arahan PBNU, dan dari sisi kemanusiaan kita harus bantu saudara-saudara kita para pengungsi Muslim Rohingya yang ada di Indonesia. Maka itu kami menjalin kerja sama dengan UNHCR,” ungkap Qohari.

 

Pada kegiatan Halal bi Halal dan serah terima bantuan tersebut, UNHCR menggelar diskusi dengan menghadirkan tiga pembicara, yaitu Profesor KH Amin Suma (Guru Besar Ilmu Fiqih UIN Syarif Hidayatullah) yang membawakan materi Sejarah Pengungsi dalam Islam; Profesor Amelia Fauzia (Guru Besar Sejarah Islam UIN Syarif Hidayatullah) dengan materi Mengingat Kembali Filantropi Inklusif Pengungsi, dan Silih Agung Wasesa (Pakar Branding dan Komunikasi Pemasaran) dengan materi From Crisis to Clarity: Strategi Komunikasi Efektif untuk Organisasi Nirlaba.