Nasional

Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia dan Kurs Dolar ke Rupiah Menguat Picu Harga BBM Naik

Sel, 23 April 2024 | 21:19 WIB

Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia dan Kurs Dolar ke Rupiah Menguat Picu Harga BBM Naik

Petugas SPBU sedang bersiap mengisi BBM kendaraan angkutan kota di Jakarta. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Pengamat migas Amrullah Hakim menjelaskan tentang dampak kenaikan harga minyak mentah dunia terhadap Indonesia yang masih menjadi negara pengimpor minyak. Dengan produksi minyak domestik yang terus menurun, Indonesia diprediksi akan menghadapi tantangan serius terutama terkait harga bensin.


Selain itu, kurs dolar ke rupiah juga sedang menguat yakni Rp16.000/USD1. Hal ini juga akan menjadi pemicu dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. 


"Kita sekarang masih impor minyak dan produksi minyak Indonesia sekarang di bawah 600 ribu barel per hari. Dampaknya jelas pertama, harga bensin akan naik dan kita akan banyak mengimpor karena produksi kita terus turun dan kilang kita terbatas. Dengan banyak impor dalam valuta asing, dan sekarang kita melihat penguatan kurs dollar ke rupiah juga cukup besar, 16 ribu lebih sekarang. Itu juga akan membuat harga bensin, BBM akan lebih tinggi. Karena kita impor dan kita impor di kurs dolar," ungkap Amrullah kepada NU Online, Selasa (23/4/2024).


Ia menyoroti bahwa kenaikan harga bensin akan memberikan tekanan ekonomi yang signifikan bagi rakyat Indonesia, terutama di tengah kondisi harga bahan bakar jenis Pertalite yang sudah disubsidi pun telah naik ke angka Rp10 ribu per liter.


Amrullah juga mengatakan bahwa dengan kurs dolar yang menguat dan keterbatasan transportasi publik yang masih menjadi masalah, masyarakat masih mengandalkan kendaraan pribadi.


"Konversi kendaraan bahan bakar minyak ke listrik masih sangat pelan karena kendaraan listrik masih cukup mahal dan infrastruktur pengisian listrik masih terbatas," tambahnya.


Anggota Lembaga Perekonomian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LP PBNU) itu berharap bahwa kenaikan harga bensin dan dampak ekonomi negatif lainnya tidak akan terjadi, karena hal tersebut akan memberikan beban yang cukup berat bagi rakyat Indonesia.


"Semoga ini tidak sampai terjadi karena akan cukup sulit untuk Indonesia, rakyat kita, jika memang harga BBM akan lebih meningkat dari posisi sekarang," tuturnya.


"Saya nggak yakin dengan harga kurs dolar yang naik, dan juga ditambah dengan transportasi publik kita masih belum baik jadi rakyat juga masih mengandalkan transportasi pribadi dan konversi kendaraan BBM ke listrik masih sangat pelan, karena kendaraan listrik masih cukup mahal dan infrastruktur pengisian listrik masih tidak banyak," imbuhnya.


Dengan mengingat kondisi infrastruktur dan kemampuan ekonomi masyarakat, penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan ini, serta terus berupaya dalam memperkuat sektor energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.